Nama aslinya Yoga Saputra, tapi empunya lebih suka dipanggil dengan nama paraban Kuncung, walaupun saya tahu, rambutnya tak menunjukkan itu. Dia salah seorang kawan satu kampung. Usianya kini 27 tahun, dan masih lajang. Kerjanya serabutan, kadang ngamen, kadang pula ikut pekerjaan proyek.
Dia salah satu pemabuk paling berat di antara segenap anggota Geng Koplo, pernah sekali dioperasi karena kerusakan usus akibat terlalu banyak menenggak minuman keras. Sempat tobat seminggu pasca operasi yang dibuktikan dengan tak pernah absen menunaikan sholat, namun setelah seminggu berlalu, pesona arak pun kembali tak kuasa ia tolak.
Kuncung ini bisa dibilang sebagai salah satu gentho di kampung kami. Pergaulannya yang luas dengan dunia jalanan membuatnya banyak dikenal, maka tak heran jika banyak preman lampu merah yang segan kepadanya.
Sekujur tubuhnya hampir dipenuhi dengan tato. Ada dua tato di bagian tubuhnya yang menurut saya cukup menggelitik, pertama tato tetesan air di bawah kantung matanya yang dimaksudkan agar nampak seperti air mata yang menetes, yang keduanya adalah tato bermotif sisik di bagian lengan, sering sekali saya kelakari tato ini, "Wah, tato sisik'e koyo Si Buta dari gua Hantu" yang biasanya langsung dijawab lugas: "Matamu sempal!!"
Kuncung ini adalah salah satu tipe manusia lugas trengginas, tak suka bertele-tele. Kalau suka dia bilang suka, kalau tidak dia bilang tidak. Sama sekali tak pernah basa-basi. Saya mengira Kuncung ini adalah manusia yang terlahir tanpa sense intermezzo. Namun justru itulah yang menjadi daya tarik terbesar dari seorang Kuncung. Omongannya jujur blak-blakan, kadang kalau sudah ngomong, saya dan kawan-kawan hanya bisa tertawa terkekeh, sesekali mengiyakan untuk nglegani.
Walau sering selengekan, tapi saya tahu persis bahwa Kuncung sangatlah memuliakan orang tua-nya. Pernah suatu ketika, saat kami semua geng koplo sedang tongkrong, kuncung melihat ibunya sedang membawa dua keranjang penuh belanjaan di tangan kiri dan kanan. Sontak kuncung bangkit dari duduk mabuknya dan dengan langkah gontai tak stabil dia langsung menyambar keranjang belanjaan dari kedua tangan ibunya dan sigap membawakannya sampai rumah. Hal yang mungkin biasa, namun tak bisa dipungkiri sangatlah penuh dengan makna.
Kali lain, entah sedang maracau atau tidak, saat sedang tongkrong bareng di warung kopi, tiba-tiba kuncung berkata begini, "Wah, aku ini kerjanya ngamen serabutan, apa bisa duitnya dikumpulkan buat naik haji emak'ku?"
Demi mendengar pertanyaan mulia namun terlihat konyol itu (karena diucapkan oleh seorang kuncung), kami pun serta merta tertawa terbahak-bahak. Seorang kawan kemudian menanggapinya dengan lempeng.
"Yo bisa saja tho cung buat naik haji, tapi naik thok, ndak pakai turun!!"
Beruntung kamu gus punya temen jujur kayak gini plus masih ingat pula utk berbakti sama org tua, meskipun dalam keadaan setengah sadar (apalagi kalau sedang dalam keadaan sadar!). Aku doakan semoga Kuncung bisa memberangkatkan kedua orangtuanya naik haji (sekaligus juga "turun haji"). Gak usah capek2 mikirin gimana caranya, Gusti Allah kalau sudah berkehendak nalar manusia gak akan mampu memahaminya.
ReplyDeleteAamiin mas Anonim, saya juga berharap demikian...
DeleteBahkan di dalam diri seorang preman pun ada hati emas yang terpendam. Jujur mas gus, ini sebenarnya topik sederhana, tapi pembawaanmu yang jujur, rapi dan gak muluk-muluk bikin saya seneng tulisanmu mas. tulisanmu tok lho haahahahahaha
ReplyDeletemosok seneng'e mung ro tulisanku, ro raiku ora?
Deletewah, lha aku iseh lanang normal lho mas hahahaha, sekalian sudi mampir blog ku ya mas
Deletendilalah ono sing seneng kok yo podho lanange to, Guuuuus, Gus!
DeletePancen'e hurung jatahe tho kang paling...
Deletewah ngawur ki nek aku diomongi seneng karo mas gus haha
DeleteAku juga punya banyak temen yang kayak gini mas, dibanding temanku yang secara ekonomi "ada" segalanya bisa dipenuhi tapi mayoritas mereka gak menghargai orang tuanya. Mas kuncung ini walaupun dalam tanda kutip hidupnya tidak teratur, pasti dia punya niatan berubah yang tidak orang duga, walau cuma niat lho ya.
ReplyDeleteSuatu saat dia pasti melakukan niat baiknya itu, aku yakin. Karena aku dulu juga begitu :) HAHAHAHA.
"kami anak nakal suatu saat akan sadar"
Aamiin, semoga empunya bisa segera menjadi pribadi yang terus lebih baik...
DeleteSubbahanallah, jadi inget pas enom-enomanku biyen mas
ReplyDeleteTapi Inshaa Allah lak ada niat dan kemauan, ikhlas dan tawakal pasti ada jalannya.
Kuncung ngomong gitu kan gak pake dipikir, dan itu adalah ungkapan paling tulus dari hatinya yang paling dalam.
Terus mas, opo tho awakmu yo isik seneng mabuk?
Mabuk rondo maksud e Wkwkwkwkw
Ra dipikir we koyo mono yo kang, opomeneh nek dipikir...
DeleteMas, nuwunsewu. artinya bawuk apa ? :o
ReplyDeleteBawuk itu artinya "Hitam Manis"... hanya saja kenapa saya menggunakan judul ini karena dulu pernah ada serial TV anak judulnya Kuncung Bawuk..
Deletehahaha , sukses terus ya buat tulisannya :) seruuuu , di tunggu selanjutnya ya mas agus :D
ReplyDeletenggih mbak, pokoknya ditunggu saja...
Deletelha nek ngene iki kudi di-#ciecieee
DeleteOalah kang.. Haasssukk. isone mung Nyie-nyie-ke..
Deleteayo, mbak Nofia, mas Agus! monggo dilanjut!
Deletebiar nggak cuman #cieciee dowang!
nang daerahku kok bawuk kuwi saru nggih mas ??
ReplyDeletewhen "b" become "g", mas...
Delete#akurapopo