Minggu, 7 Juli 2013, saya beserta Rombongan Komunitas Kota Toea Magelang berkesempatan untuk kerja bakti bersih-bersih kompleks makam Johannes 'Pa' van Der Steur, Tokoh Missionaris legendaris Belanda yang mengabdikan lebih dari separuh usia hidupnya untuk kegiatan kemanusiaan dan sosial di Indonesia, khususnya Magelang. Beliau adalah tokoh terkenal Belanda yang mendirikan Panti Asuhan terkenal Oranje Nassau (Panti asuhan Pa van Der Steur, sering disingkat Panti PVDS) yang sudah merawat lebih dari 7.000 anak asuh.
Pa Van der Steur (tengah, berjenggot) bersama anak-anak asuhnya
Kompleks makam Johannes 'Pa' van Der Steur merupakan satu-satunya kompleks makam di Kerkhoof (Jalan Ikhlas) Magelang yang tidak direlokasi. Seperti yang masyarakat Magelang ketahui, bahwa di tahun 80-an terjadi relokasi besar-besaran kompleks pemakaman Kerkhoof untuk dijadikan sebagai pusat pertokoan dan pasar, alam relokasi tersebut, jasad-jasad yang dikebumikan dipindahkan ke Makam lain di Magelang Seperti Giriloyo, maupun makam lain di luar Magelang seperti di Muntilan maupun Ambarawa.
Nah, kompleks makam Pa van Der Steur inilah yang katanya tak boleh direlokasi. Mitos yang beredar adalah karena sering terjadi hal-hal aneh yang menimpa orang-orang yang berusaha merelokasi kompleks makam ini seperti gejala sakit-sakitan, bahkan sampai pada kematian. Namun menurut Pihak yang berwenang, alasan tidak direlokasinya kompleks makam Pa van Der Steur adalah karena adanya permintaan dari Pemerintah Belanda, yang juga didukung Yayasan Pa van Der Steur. Maka jadilah satu kompleks makam Pa van Der Steur masih bertahan hingga kini.
Makam Pa Van der Steur di tengah makam-makam lain
Kompleks makam Pa Van der Steuryang masih sangat terawat
Disinilah tempat peristirahatan terakhir Pa Van der Steur
Makam-makam sahabat, keluarga, dan anak-anak asuh Pa Van der Steur
Kompleks makam Pa van Der Steur luasnya tak sampai 100 meter persegi, di dalam kompleks pemakaman tersebut, terdapat Makam Pa van Der Steur, beberapa sanak keluarga, kerabat, dan juga anak-anak asuhnya. Lokasi kompleks makamnya berada tersembunyi di balik kios dan pertokoan Jalan Ikhlas. Gerbang masuknya pun berupa lorong dengan rolling door layaknya kios atau toko.
Jalan masuk kompleks Makam Johannes 'Pa' van Der Steur
Saya sebenarnya sudah cukup lama mendengar tentang Kompleks makam Pa van Der Steur ini, namun baru kemarin itu saya berkesempatan untuk mengunjunginya sekaligus kerja bakti bersih-bersih kompleks makamnya. Kesempatan itu datang seiring dengan kegiatan Jelajah Plengkung yang diselenggarakan oleh komunitas Kota Toea Magelang.
Jadi ceritanya, selepas selesai acara Jelajah Plengkung, kita para peserta diberi kesempatan untuk ikut kerja bakti bersih-bersih makam Pa van Der Steur, maklum, saat itu adalah tanggal 7 Juli, berdekatan dengan hari ulang tahun Pa van Der Steur, yaitu 10 Juli. Jadi acara bersih-bersih kompleks makam Pa van Der Steur itu sekaligus juga sebagai kado ulang tahun dan penghormatan untuk beliau.
Nisan Makam Johannes 'Pa' van Der Steur
Kami tiba di kompleks makam sekitar pukul satu siang, di sana, kami para rombongan komunitas Kota Toea Magelang langsung disambut oleh ibu Tatik, seorang yang dipercaya untuk mengurus kompleks pemakaman ini. Ibu tatik sendiri merupakan putri dari salah satu anak asuh Pa Van der Steur, yaitu DJB van Haellen yang juga dimakamkan di kompleks pemakaman Pa Van der Steur.
Ibu Tatik, Ahli waris yang dipercaya untuk mengurus kompleks makam
Setelah sedikit diberi briefing singkat oleh mas Bagus Priyana sebagai koordinator kegiatan, kami semua langsung mengambil sapu, cetok, dan juga sabit untuk membersihkan area makam yang kebetulan sedang dalam kondisi yang tak terlalu kotor, hanya ada beberapa sampah cangkang keong, daun kering, dan juga beberapa rumput liar yang tumbuh di pelataran makam karena memang beberapa hari sebelumnya, pelataran pemakaman ini sudah dibersihkan oleh Ibu Tatik.
Para peserta membersihkan kompleks makam Pa van Der Steur
Mas Mameth Hidayat, salah satu angota KTM sibuk membersihkan area makam
Sambil membersihkan areal makam, ibu Tatik juga sedikit banyak bercerita tentang sejarah Pa Van der Steur. Bu Tatik menceritakan tentang bagaimana kondisi Panti asuhan yang didirikan oleh Pa, sejarah Yayasan Pa van Der Steur, sampai sejarah hak waris kepengurusan makam tersebut yang katanya pernah berpindah-pindah tangan sebelum akhirnya diamanatkan kepada Ibu Tatik.
Sekitar pukul setengah tiga sore, kegiatan kerja bakti pun usai. kompleks makam kini jadi terlihat lebih bersih. Puas rasanya bisa ikut memberikan sumbangsih kecil membersihkan pusara tokoh luar biasa dan sangat menginspirasi.
Dalam langkah pulang, masih teringat pesan Pa Van der Steur yang tertera jelas di nisan makamnya, Niet mijn naam, maar mijn werk zij gedacht, Jangan kenang nama saya, tetapi kenanglah pikiran dan kerja saya.
Beristirahatlah pa,
Oalah, baru tahu kalo ada plakat komplek Pa van Der Steur, padahal sudah beratus-ratus kali lewat trotoar jalan Ikhlas...
ReplyDeleteKalau saya sebenarnya sudah tau cukup lama dengan plakatnya, cuman baru kemarin itu punya kesempatan masuk...
Deleteuntuk akses masuk ke makan sulit gak mas Agus ?
ReplyDeleteLihat-lihat posting lamanya mas agus... dpt info dari blog mas sugeng kesini.
ReplyDelete