Selain telaga Menjer, obyek wisata alam yang patut anda sambangi jika kebetulan anda singgah di Wonosobo adalah Curug Winong, Sesuai dengan namanya, obyek wisata ini adalah berupa Air terjun (curug) dan berlokasi di wilayah desa Winongsari, lebih tepatnya Dusun Temanggung, Desa Winongsari, Kec. Kaliwiro, Kab. Wonosobo, Jawa Tengah.
Terletak di areal hutan desa, Curug Winong tak hanya menawarkan keindahan air terjun yang berbentuk seluncur, namun juga menawarkan keindahan alam pegunungan khas Wonosobo yang sangat memanjakan mata.
Kendati terletak di pedalaman hutan, namun akses menuju Curug Winong ini terbilang sangat bagus. Untuk menuju gerbang desa Winongsari, anda akan dihadapkan pada jalan raya yang mulus beraspal dan berkelok dengan pemandangan hutan pinus dan pegunungan di sisi kanan dan kiri jalan. Sungguh Pemandangan pembuka yang cukup memanjakan mata.
Dari gerbang desa Winongsari ke loket wisata Curug Winong, jaraknya sekitar setengah kilometer melewati jalan desa. Namun jalan desa ini tak semulus jalan raya yang dilewati sebelumnya.
Sampai di area loket, disana sudah tersedia parkiran yang cukup luas, Biaya parkir hanya 2.000 rupiah per motor, sedangkan tiket masuk ke Curug hanya 1.000 per orang (di hari libur, naik jadi 2.000 per orang), Sangat murah bukan?
Dari loket, kita harus berjalan sekitar 500 meter lokasi curug, tenang saja, jalannya cukup bagus kok, di 100 meter pertama, jalan-nya sudah dipaving, sedangkan sisanya berupa jalan setapak. Selama menempuh jalan setapak ini, kita bisa menikmati indahnya persawahan desa Winongsari juga sungai jernih yang mengalir di sisi kiri jalan.
Hanya butuh sekitar 15 menit dengan berjalan kaki dari loket untuk sampai ke lokasi Curug Winong.
Di Lokasi Curug Winong, pengunjung akan langsung disuguhi dengan pemandangan air terjun setinggi hampir 70 meter dengan bentuk permukaan turunan yang menyerupai seluncur.
Topografi turunan Curug Winong yang menyerupai seluncur dengan kemiringan tak lebih dari 70 derajat membuat banyak pengunjung yang memberanikan diri untuk bisa memanjat naik. Para Pengunjung umumnya berlomba untuk bisa mencapai titik tertinggi dari permukaan curug yang bisa didaki.
Selain pemandangan air terjun, pemandangan lain yang bisa membuat pengunung ternganga adalah adanya tiga buah batu besar yang oleh warga setempat disebut sebagai watu kelir. Satu batu berada persis di bawah curug, sedangkan dua buah batu lainya berdampingan dan berokasi tak jauh dari batu yang pertama, hanya saja posisinya agak di bawah.
Untuk masalah fasilitas, jangan khawatir, kendatipun lokasinya pelosok, namun di sana ada toilet yang memadahi, juga ada warung yang menjual snack, aneka makanan ringan, juga minuman.
So, jika panjenengan sedang mampir di Wonosobo, jangan lupa sempatkan waktu untuk berkunjung ke Curug Winong ini, dijamin puas dan bakal minta nambah.
Kok ra ngjak-ajak kowe gus.... aku hurung tau mrono je...
ReplyDeletewah, rek ngajak mesti lali terus....
Deleteweh saiki kie wes ono loket karcis e to, jalane juga wes di paving....
ReplyDeletemaklum, efek Revolusi mental... wkwkwkwk
DeleteWelha, cedhak omahku iki kang :)
ReplyDeletewah... jebul asline wonosobo tho mbakyu.... tak kiro jogja
Deletekeren2, jd pengen ke sana...
ReplyDeleteterima kasih telah membahas dan mempromosikan objek wisata di wonosobo,, masih ada banyak lagi objek di wonosobo, salah satunya adalah "Puncak SIKUNIR", dengan tampilan Golden Sunrise, semoga sudi untuk mengunjungi wonosobo lagi
ReplyDeletewew ngisore kampungku iku masdab, tapi rung tau rono juga ding.
ReplyDeletewong aku yo ket 92 wes minggat neng sumatra :D
suk nek muleh aku jal dolan rono,
eh, mbak iparku yo magelang, tapi ga roh aku ngendi magelange.
suk nek melok dolan rono manatau ketemu mbek raimu wkwkwkwk
btw salam kenal lah, biarpun gantengan aku, tapi tulisanmu wuasyuuu tenan nggawe aku guling2.... (ketemu blogmu yo ra sengaja, lagi browsing cabe-cabean padahal aku :D)
you just made my day masbrottttt!!!!
welha, ket 92 minggat blas ra tau mbalik po?
Deletewah 30 thn yg lalu pd thn 1985 aku ke curug winong jalan kaki, melewati hutan pinus dan jalan yg masih sangat alami, insya Allah thn ni ke sana bersama anak2, terimaksh telah berbagi
ReplyDeleteDi desa mentasari katanya ada mas, bapak ku orang asli pesodongan. Sbnrnya banyak water fall di daerah sana, saya juga penasaran. Soalnya setiap saya ke sana pasti ke dieng atau alun2. Jarang menelusuri hutan, 1 temen2 kecilku disana udah nikah semua. Malu kalo ngajak mereka2 :D
ReplyDeletewah wes tau neng curug winong to gus,, aku sepisan rono, tapi kok rodo reget banyune
ReplyDeleteWah akses dalan ijeh kurang apik yo mas pas jupuk gambar kui ?
ReplyDeleteSaiki pie yo semoga wes apik hehe. meh dolan