Sampeyan tahu dengan yang namanya dagangan klithikan? atau malah pernah main dan beli barang disana? Kalau pernah, pasti anda tahu betapa gelinya kalau anda melihat-lihat barang klithikan.
Oh ya, bagi yang belum tahu dengan dagangan klithikan, saya kasih tahu dulu ya. Dagangan klithikan adalah barang-barang dagangan bekas yang biasanya berupa unsur logam, onderdil kendaraan, ataupun peralatan rumah tangga dan juga elektronik seperti TV, Radio, dll.
Beberapa waktu yang lalu, saya bersama seorang kawan iseng mencari baju bekas di pasar Burung Muntilan, Magelang. Saya memang punya kebiasaan sebulan sekali berburu baju bekas di pasar burung. Lho, beli baju kok di pasar burung? Jadi gini mas mbak, Pasar burung itu biasanya ramai pada saat hari pasaran (penanggalan jawa), biasanya pasar burung Muntilan ini ramai kalau pas hari pasaran kliwon. Nah, pada hari pasaran ini, bukan hanya pedagang burung saja yang datang ke pasar, namun juga pedagang baju bekas, elektronik, buku, obat-obatan, dll. Pokoknya aneka dagangan ada lah.
Kebetulan, setelah mendapatkan baju bekas yang saya inginkan, Saya dan kawan saya bermaksud pulang dan mengambil motor yang dititipkan di parkiran. Nah, di dekat tempat parkir sepeda motor tersebut, ternyata ada pedagang klithikan yang gelar lapak disitu.
Saya pun tertarik untuk sekedar melihat-lihat barang-barang yang dijajakan. Beberapa barang sukses membuat saya tertawa terpingkal-pingkal. yah, namanya juga dagangan klithikan, ada saja barang-barang aneh yang dijual (padahal menurut kebanyakan orang, itu barang sangat ndak layak jual).
Sebenarnya Ini sih sudah menjadi rahasia umum, tapi menurut saya kok tetap menarik kalau saya posting di blog ini.
Nah, pembaca, tahukah sampeyan barang-barang apa sajakah itu? Monggo disimak.
Rem sepeda patah dan cuma sebelah. Sumpah, begitu lihat barang ini, tawa geli saya pun tak tertahankan untuk keluar.
Piala Rusak dan batang bambu bercabang. Kalau dipikir-pikir, apa coba guna dua benda ini? Piala itu saya lihat rusaknya sudah terlalu parah, menurut saya, kalaupun dipakai untuk pajangan buat gengsi-gengsian rasanya juga kurang elok. Batang bambu apalagi.
Kecrekan pengamen. Edan, saking luasnya segmentasi dagangan klithikan, bahkan sampai alat musik khusus pengamen pun diual disini. Saya curiga, jangan-jangan kecrekan ini merknya Gibson atau Ibanez.
Boneka beruang rusak parah. Saya yakin, anak gadis manapun pasti semaput kalau diberi hadiah boneka ini. betapa tidak, tampilannya sudah kusut, sudah banyak noda karat, kedua matanya pun sudah hilang entah kemana. Bahkan Dukun santet pun rasanya akan berfikir dua kali untuk beli boneka ini.
Gunting Rusak dengan satu gagang hilang. Bisa jadi, gunting ini dulu pernah ngiklan di Tivi atau koran dengan tag "Gunting Istimewa, Tajam menghanyutkan. Gagang dijual terpisah". Mungkin cocok juga kalau dibuat sinetron, judulnya "Gagang gunting yang tertukar".
Saron berkarat. Seluruh anggota paguyuban kesenian kuda lumping dimanapun berada juga saya pikir ndak akan mau beli saron ini, kecuali memang orang-orang selo yang sedang pengin menghambur-hamburkan duit.
Hahaha, bagaimana? apakah barang-barang klithikan tadi sukses membuat anda sedikit tertawa?
Mungkin anda pembaca bertanya, apakah barang-barang aneh sejenis di atas yang dijual oleh padagang klithikan itu ada yang beli? Jawabannya, Ada. Ya, ada. Saya pernah tanya sendiri sama penjualnya. Katanya sih, orang-orang yang cari barang-barang aneh tadi barangnya dijadikan syarat (tau sama tau sajalah).
Jadi jelas bahwa barang-barang aneh tadi ternyata masih punya peminat. Tapi wajar juga sih, soalnya kalau dipikir-pikir, ndak mungkin juga kan itu penjual klithikan menggelar lapak barang-barang aneh kalau ndak ada segmentasi pembeli.
Lagipula ndak semua barang yang dijual oleh pedagang klithikan itu aneh-aneh kok, ada juga barang-barang yang punya guna lebih jelas dan gamblang seperti knalpot, linggis, gergaji, sekop, dll.
Tapi hingga kini, saya kok masih tetep saja ndak bisa menahan geli dengan barang-barang aneh di atas.
banyak baranga rusak2 di rumah, bisa ndak ya saya jual
ReplyDeleteWah, coba saja mas, siapa tahu bisa hoki dan mlah laris, hehehe
Deletewee jangan salah bro gus, bambu bercabang bukan sembarang bambu, dan bukan sembarang bercabang tu gus. coba diperhatikan lebih seksama lagi, resapi, diulangi terus kalo masih gagal.
ReplyDeleteCabangnya istimewa, cabang gathuk, istilahnya sih pring pethuk ros... katanya khasiatnya gedhe
DeleteMangkanya kan saya bilang, itu barang gunanya buat syarat... kalau untuk keperluan fungsional, pasti ndak bisa....
weh njenengan kok paham bingit, jangan jangan....... hohohoho
Deletesampeya njajal di dol nang pedagag klitikan wae piye mas agus ?? sopo ngerti akhire iso payu
ReplyDeleteToko bagus versi K5 ya? Hoho..
ReplyDeletebarang2 gitu sampeyan masukin tokobagus... hemmm, tekad lan nekad
ReplyDeletestatus verified member pun rasanya ndak bisa membantu... wkwkwkw
DeleteMantan pacar ada ga, Gus..?? :D
ReplyDeleteKalau mantan pacar, adanya di Tokobagus dan berniaga mbak... ndak ada di klitikan..
Deletehahaha :D ngakak tenan jeh moco postinganmu :v
ReplyDeletengakak oleh wae, singpenting jo lali le sembiyang ro tirakat...
Deleteyg paling familiar sih itu ... kepala sabuk PS - clothing asal Bandung.
ReplyDeleteWah iya.. jaman saya SMA lagi moncer-moncer'e..
Deletekalo jaman saya masih d jogja dulu mas... itu kan rutin muter sesuai pasarannya (pon wage kliwon ).. barang2 itu ya memang seperti itu adanya, unik-unik dan aneh2...
ReplyDeleteDan ndak terfikir untuk dijual atau dibeli... hehehe
Deletesaya tertarik dengan bambu yang dipajang... silahkan tanya mbah google "preng temu ros" mungkin itu yang dipajang di foto.. :D
ReplyDeleteada yg beli? hebat banget ya
ReplyDeleteGus tulung yen ning klitikan meneh, yen ono Trimer aku dikabari soale anane mung ning klitikan, toko wis ra ono, meh go gawe pemancar radio ki
ReplyDeleteaku ngguyu ngakak...
ReplyDeletebarang2 prethelan tur kuno...sisi antiknya yg menarik mungkin atau sisi nilai historisnya. siapa tau pedagangnya pas nawarin dagang bilang gini, ini gunting tinggal sebelah dulu peninggalan raja majapahit pas permaisuri berantem sama raja rebutan gunting xixi
ReplyDeleteWah dadi pengen nang Muntilan.. Hehe
ReplyDeleteSama halnya saat saya main ke pasar barang antik di Jakarta. Saya malah terbengong-bengong, apanya yang antik? Misalnya setrika arang, apanya yang antik ibuku di desa sana juga masih pakai karena ibuku takut dengan setrika listrik, takut nyetrum. Trus dandang, la itu ya ndak antik, memang masih dipakai masak. Bangga saya jadi orang desa (walau tinggal di Jakarta), tidak gumunan dengan barang antik
ReplyDeletejiaaan aku lahir,gede dadi wong jawa kok rung tau weruh wong dodol klithikan koyo ngono yo?
ReplyDeleteklithikan nggonku sak ngertiku dagang rokok,mbako lan ubo rampene,pindhah saka pasar pindhah pasar ngetutake dina pasaran
Selalu lewat pasar burung kalo mau ke pasar muntilan :-)
ReplyDeletebiasanya barang2 klithikan itu sangat berguna, bagi kita yg punya barang2 yg punya nilai historis rusak/hilang di bagian tertentu,,, bisa di cari di para penjual barang2 klithikan... yg tentu bila kita cari spare part baru nya sudah tidak produksi lagi.... jd kya rem sepedah yg sudah patah dan cuma sebelah, itu berguna sekali buat yg kebetulan sepedah historisnya rem ya rusak.
ReplyDeleteHe..he..geli
ReplyDeletewkwkwkwkw
ReplyDeleteemang lucu-lucu barangnya dan unik-unik
DeleteKeren om artikelnya
ReplyDelete