Mengulang rutinitas tiap malam, saya intens menemani mbah saya nonton serial Tukang Bubur Naik Haji, maklum saja, mbah saya adalah salah satu pendukung militan Haji Muhidin.
Sebenarnya saya sih ndak begitu suka nonton serial Haji Muhidin, namun Sosok Rumana dan Riyamah lah yang membuat saya jadi gelap mata dan rela menonton serial ini sampai berbulan-bulan lamanya.
Ceritanya sih standar, yah, pokoknya adegan klise sinetron Indonesia lah. Saya sih selalu lempeng saja kalau melihat sinetron yang satu ini, sebelum akhirnya saya menonton Tukang bubu Baik Haji episode kemarin malam yang benar-benar membuat saya mengelus dada.
Jagad Dewa Bethoro, Kemarin itu adalah salah satu episode Tukang Bubur paling menyedihkan. Betapa tidak. tiada angin tiada hujan, lha kok tiba-tiba muncul Pak Wiranto dan Harry Tanoe sebagai Cameo dalam cerita Haji Muhidin ini.
Saya ndak tahu bagaimana benang merahnya kok bisa muncul dua tokoh ini, karena memang saya hanya menonton sepotong-potong. Ini benar-benar salah satu penistaan sinetron.
Saya sih ndak mempermasalahkan bagaimana munculnya kedua tokoh itu lho ya, tapi saya hanya menyayangkan betapa media hiburan kita ini sudah terlalu buruk dan parahnya sampai-sampai hiburan rakyat gratis seperti serial haji Muhidin pun dijadikan media kampanye terselubung.
Oke lah, Haji Muhidin memang tayangnya di RCTI, dan seperti yang kita tahu bahwa RCTI memanglah salah satu stasiun televisi kepunyaan pak HT, tapi apa sampai harus segitunya Haji Muhidin dipolitisir.
Kalau media berita dipolitisir sih saya masih agak maklum (walau itu sebenarnya juga ndak etis dan ndak pantas), tapi kalau sampai Haji Muhidin pun dipolitisir dan dibuat kampanye, apa itu ndak keterlaluan.
Ayolah pak Wiranto-Harry Tanoe (dan juga para calon presiden dan wakil presiden yang lain). Kampanyelah di tempat yang etis dan tepat. Jangan gunakan Tukang Bubur Naik Haji sebagai domplengan kampanye terselubung, cukuplah gunakan slot iklan yang tersedia, jangan masuki ranah sinetron-nya. Kalaupun anda-anda memang pengin berkampanye lewat sinetron, kan bisa bikin sinetron sendiri, "Capres yang tertukar" misalnya.
Ah, lama-lama saya muak dengan kampanye-kampanye terselubung model begini, ndak kreatif. Saya hanya bisa berdoa, semoga mbah saya ndak ikut terpengaruh masuk dalam sekte yang sedemikian. Entah akan sampai kapan ada kampanye model begini. Tapi yang pasti, saya muak melihatnya.
Etapi saya ndak boleh berburuk sangka ding. Saya harus tetap khusnudzon. Mungkin saya Pak Wiranto dan pak Harry Tanoe mulai lapar, kemudian mampir sebentar buat beli bubur di warung buburnya haji sulam, dan mereka ndak nyadar kalau mereka sedang disyuting. Hmm Bisa jadi... bisa jadi...
Lagian, mungkin keduanya sudah izin juga sama pak Haji Muhidin, maklum, kan Pak haji Muhidin masih menjabat sebagai ketua Er We disitu. Ya toh ya toh?
Eh, BTW, Pak wiranto dan Pak Harry Tanoe, kapan kalian mau jadi sepasang pendekar di serial Raden Kian Santang? saya tunggu lho ya...
Gambar oleh Mbak Nadia Shifa, Matur Suwun Mbak
haha bener banget mas agus,kenapa pak wiranto tidak masuk sinetron horor aja ya kan rada di samarkan mukanya :D
ReplyDeleteBTW kunjungan balik yo mas.
eh fb mu di add ga iso masbro,pengen ngbrol sedikit.
hehe
Mungkin mereka kurang pede mas...
Deletemas buka inbox fb yo,nek iso tolong di add soale fb ne sampean ga iso di add.
Deletepengen ngajak ngbrol sedikit :D
insyaallah enek hasile :)
Ra ono pesan masuk mas....
DeleteFB mu emang raiso di add mas, aku yo jane pengen berteman sama sampeyan...
Deleteada mas di folder Lain-Lain mas.
Deletesoalnya kalau ga berteman ga masuk ke inbox.
klik aja pesan masuk trus folder LAIN-LAIN / OTHER.
nama fb : Wasis Sarwo Estu
link fb : http://fb.com/estuface.crew
kalau bisa tolong add ya mas.
semoga menguntungkan ,,,hiihihi
This comment has been removed by a blog administrator.
Deletegolput ae sesuk gus ra sah milih marake mumet
ReplyDeleteAlah yo mboh wes lak koyok ngene iki.
ReplyDeleteLha pean ae mumet opo maneh aku mas :(
Lha rabi ae iso di gawe terselubung mas, opo maneh kampanye.
Tapi lak masalah Rumana binti Muhidin, Inyong setuju sama cocotmu mas Hahaha
"Cinta Di Tolak Sarkem Sek Bukak"
Pokoke Rumana tetep nomor siji.. wkwkwk
DeleteMas ini tau aja yg manis!hee..
DeleteIni benar-benar salah satu penistaan sinetron.....
ReplyDeleteTjiaannn!!!
Ha kandhani og...
DeleteKalo pak HT yang punya Indosiyar, mungkin sudah naik naga atau elang, masuk di film itu
ReplyDeleteKalau punya Trans pasti sudah rutin iku YKS... hehehehe
DeleteAh mereka mula lapar.
ReplyDeleteMampir icip-icip bubur sikik. hihihih
Wkwkwkwk... #miris
ReplyDeleteuntung ra mlebu serial Upin-Ipin Gus :D
ReplyDelete*salam kenal seko mBanyumas
menggilani
ReplyDeleteedyan, ckckckccc
neng sinetrone mangan bubur tok? ora sisan gae kuis meneh? kkkkk parah nek sampe onok sek milih duo iki
ReplyDeletekalau menurut saya, justru mereka sudah berkreatif dengan memanfaatkan kemampuannya. Nggak enak sih, tapi kaya bill gate bilang, "Lifes not fair, get used to it"
ReplyDeleteMening kaya saya, baca blog, menghibur diri dari orang yang mencela sambil ikutan mencela yang baru mencela.. *halah gussss*
nunggu yang nongol di indosiar naek naga
ReplyDeletejan nggilani tenan
ReplyDeleteKalo saya sih netral, Masa bodo dia mau di sinetron atau dimana... selama dia tidak kampanye monggo...Kampanye kan suatu ajakan, apa iya dia selama di sinetron bilang ayo pilih kami. Kayanya engga deh.
ReplyDeleteMas Agus kan bilangnya kampanye terselubung mas, kampanye tak selamanya harus bilang "ayo pilih kami", tapi bisa juga secara tersirat.... Terus kalau misalnya ada caleg yang bagi-bagi duit ke warga tanpa bilang "ayo pilih kami", berarti itu bukan termasuk kampanye juga dong...
DeleteLagian gue malah nggak pernah denger kampanye di tivi yang bilang "Ayo pilih kami"...
"Ah, lama-lama saya muak dengan kampanye-kampanye terselubung model begini, ndak kreatif."
ReplyDeleteJustru ini masuk kreatif mas e, kl lewat slot iklan, billboard, banner udah terlalu mainstream. Mungkin doi memanfaatkan peluang yang cuma doi bisa pergunakan sedangkan kandidat lain ora iso. Kl di strategi ini namanya 'CERDAS' .
Dan bener juga kata mas di atas "Kampanye kan suatu ajakan." kl tertarik ya dukung kl ga yo wes.
Hehehehe
kampanye ro ibuk2 kui, ra mutu
ReplyDeleteHahah, ngakak postinganmu...
ReplyDeletekeren tuh yang pake gitar
ReplyDeleteWah saya hampir gag pernah nonton sinetron mas agus... tapi membaca tulisan disini benar2 informatif sekali... jurnalisme warga yang datang dari lubuk hati paling dalam ....hahaha.... lanjutkan nge blog...
ReplyDeletegus wis nonton film terpenjara diudara dan linimassa 3?
ReplyDeletepokmen njian njelehi media informasi kita ini..
Benar-benar penistaan keterlaluan terhadap sinetron. Mentang-mentang dia yang punya tv.
ReplyDeleteSalam kenal mas Agus, dari saya Rey Arifin... jangan lupa kunjung balik blog saya www.reyarifin.com Matur nuwun...
ReplyDeletemungkin perlu juga masuk edisi tayangan Flora dan Fauna yo Gus?
ReplyDeleteWah, ngeri tenan nek kuwi mas.... cadas
Deletemas.. mas.. bikin postingan tentang flappy bird dong. *rekuwes..
ReplyDeletedah coba maen burung blm?
ini linknya.
http://www.flappybird.com/play/
Halooo... Pak Harit Anu, regol rukun makmur di sini, anu... mau usul... ini sodara Agus yang mbois dan trengginas ini mbok dibikinken sinentron, jgn lupa lawan mainnya yg jadi Rumana. Terus critane terus sampean sm pak Wiranto jd pak comblangnya, biar bisa meta-metu
ReplyDeletePinter tenan le gawe cerita mas.... ? kalo jadi pendekar di raden kian santang kaya apa ya mas.... HT -WT .... :-)
ReplyDeleteItu perannya jadi apa mas di sinetron tadi? kunjungan balik ya mas hehe
ReplyDeleteWahaha, pencitraan saja, mumpung yng punya RCTI ikutan nyalon, ya jadi gratis deh :D
ReplyDeletewah..baru tau aku Gus, btw mau sampe kapan ya ini shitnetron?
ReplyDelete