Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Mengenang Bluluk Kambil

| Wednesday, 19 March 2014 |

Sampeyan tahu Bluluk kambil? tembuluk kelapa? atau apalah itu namanya. Saya ndak tahu bagaimana penyebutannya di daerah anda, yang pasti, di daerah saya, Bluluk adalah nama penyebutan untuk bakal buah kelapa. Dalam metamorfosis kelapa ala jawa, bluluk berada pada posisi siklus ketiga (Mancung - manggar - bluluk - cengkir - degan - kelopo - kiring).

Bagi generasi platinum (generasi yang lahir tahun 2000 ke atas), mungkin tak banyak tahu tentang bluluk ini, namun bagi generasi 80-90-an, pastinya sudah tak asing dengan yang namanya bluluk ini. Tak mengherankan, karena bluluk memang menjadi salah satu mainan yang populer bagi anak-anak generasi 80-90-an. Saya menyebutnya sebagai puteran bluluk. Itu hanya berupa bluluk yang diberi karet gelang yang ditahan dengan tusukan lidi.

Bluluk kelapa

Bluluk kelapa

Cara bermainnya sungguh mudah. Bluluk diputar berkeliling di lantai atau tanah, sehingga karet gelang yang terpasang kemudian terpilin rapat. Kalau sudah terpilin, angkat dan ambangkan karetnya di udara, maka kita akan melihat bluluk tersebut berputar di udara sampai pilinan karetnya habis dan kembali seperti semula.

Bluluk kelapa

Beberapa ada yang saling mengadu mainan bluluk ini dengan menabrakkannya dengan bluluk lain, barang siapa yang bluluknya berhenti berputar terlebih dahulu, maka dialah yang kalah.

Lah, lalu dimana enaknya? Ah, saya juga ndak tau. Tapi yang jelas, kami para generasi 80-90-an dulu begitu senang melihat perputaran bluluk tersebut di udara. Rasanya begitu menggembirakan, begitu ria, begitu puas, apalagi kalau melihat bluluk tersebut berputar dengan sangat kencang dan lama.

Tadi sore saya iseng membuat puteran bluluk ini. Awalnya tak sengaja, saat saya melintas di jalan, tepat di sebuah perlintasan tepi kebun, saya melihat banyak sekali bluluk muda yang berceceran di tanah di bawah sebuah pohon kelapa. Saya pungut satu, saya bawa pulang ke rumah, dan lantas saya buat mainan puteran bluluk. Itung-itung mengenang masa lalu.

Saya kemudian memainkan mainan bluluk ini di teras rumah, beberapa anak tetangga melihat saya memainkan bluluk ini, dan kemudian langsung mendekat serta mengerubungi saya. Seketika saya kemudian berubah seperti seorang sales panci yang sedang menunjukkan demo kepada ibu-ibu PKK. Maklum, walaupun sempit, namun banyak sekali anak-anak tetangga yang bermain di halaman rumah saya.

"Itu mainan opo tho mas Agus?" tanya salah satu diantara mereka. "Iki jenenge puteran bluluk, dolanan bocah jaman biyen, ngene iki lho carane dolanan!" jawab saya sambil menunjukkan bagaimana cara memainkan mainan sederhana ini.

Bluluk kelapa

Anak-anak kecil tadi kemudian takjub demi melihat bluluk milik saya berputar di udara. Beberapa nampak melongo. Sembari tetap memainkan bluluk saya di udara, Saya pandangi wajah takjub mereka satu per satu. Dan kemudian terbersitlah rasa prihatin saya kepada anak-anak ini. Anak-anak yang tak sempat menikmati bagaimana rasanya membuat mainan sendiri seperti saya waktu kecil saat membuat mainan dari bluluk kelapa ini.

Kreatifitas mereka seakan terjebak dalam kejamnya dunia mainan jaman sekarang yang terlalu monoton dan manja. Mainan yang sifatnya terima beres dan cepat saji. Mainan plastik, mobil remot kontrol, ipad. Semuanya serba canggih, serba digital, serba tekno. Tapi tak lantas membuat anak-anak menjadi kreatif.

Hhh, Dunia memang sudah berubah, generasi yang gemar membuat mainan pada akhirnya harus tergantikan oleh generasi yang gemar mendownload mainan.




Sawer blog ini

35 comments :

  1. Betul mas agus,anak2 jaman sekarang beda banget pada jaman 80-90 an

    ReplyDelete
    Replies
    1. mainan jaman sekarang monoton, cara pakainya cuman sentuh layar

      Delete
  2. sekti tenan kowe mas.. Teknologi memang telah mengubah mas, tapi ada beberapa diantaranya yang tak bisa disentuh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. salah satu yang susah disentuh yo, hatiku ini.... wkwkwkw

      Delete
    2. This comment has been removed by the author.

      Delete
    3. bwakakaka, koplakkkk... komentar njenengan yang ini sangat dalam dalam dan berbobot mas :))

      Delete
  3. Ini lucu bgt mas agus, mirip sama mainan gasing juga ya.. Iya sih prihatin liat anak2 skrg, maennya ngeped (ngemol sambil ng-ipad) dulu jaman kecil maen wak2 gung, maen galah asin, sama tok kadal.. Kalo skrg kecil2 jagonya ngadalin org malah... #menghela nafas sambil main ipad lagi

    ReplyDelete
  4. wo aku mbiyen bluluk ki tak kremus je

    ReplyDelete
  5. nntok arek cilik e ojo karo melet2 kro ngedip2 loh, mas Agus..:D

    ReplyDelete
  6. cilikanku ya dulinan bluluk ng mburitan karo knco2ku...rasane iku memiliki sensasi tersendiri ngono

    ReplyDelete
  7. iki semacam koyok gangsingan ya mas? nek jamanku nganggo tutup botol sepr*t :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyo mas.. persis koyo gangsing, jamanku yo ono juga sing nggawe seko tutup botol softdrink

      Delete
  8. Kalau kami dulu mainnya salah satunya gasing.
    Ajaib bahasa Jowo, ya, mas Agus. Coba, bakal kelapa sampai kelapa kering ada namanya.

    ReplyDelete
  9. Mainan masa kecil, jadi keinget sama masa kecil yang penuh dengan keriangan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. kalau punya anak, sekali-kali harus diberitahu dengan mainan yang satu ini mas...

      Delete
  10. Mengingatkan aku untuk mengajari anakku kreatif kaya jaman ku dulu......thanks gus....inspiring....

    ReplyDelete
  11. dolanan jaman biyen gaweyan dhewe,dadi luwih kreatif kang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cah jaman saiki ketoke wis do ra gumun ro dolanan koyo mene iki... jan

      Delete
  12. Kalo dari segi mainan anak jaman sekarang (meskipun gak semuanya) ya kasian banget, seluruh aktifitas fisik & sensansi psikis dari bermain direduksi jadi aktifitas jawil-menjawil diatas sebuah papan canggih, ipad/iphone dan yg sejenisnya. Aku termasuk beruntung bisa all-out menikmati semua yg tradisional :

    #1. bikin mobil2an dr kulit jeruk bali ato kaleng bekas
    #2. senapan/pistol dari pelepah pisang
    #3. wayang dari rumput jarum
    #4. bola dari kumpulan kresek/daun & karet gelang
    #5. meriam bambu
    #6. layang2 dr bilah sapu lidi (kalo sdg gak nemu bambu)
    #7. (ini agak aneh) ngisengi larva2 yg suka sembunyi di ujung2 daun pisang, bentuknya putih unyu2 sebelum jadi kepompong & kupu2

    Wuih, dan masih banyak lg yg lainnya. Semua membuat kita lupa waktu sampai kadang2 masuk rumah lepas magrib & berujung pada "hadiah" sabetan kopel bapak di kaki yg sampai sekarang masih terngiang2 bunyinya. Tapi dasar bocah ya tetap saja cengar-cengir, besok diulangi lagi, besoknya lagi hehehe.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, lengkap sekali mas anonim.. bener-bener mengingatkan masa-masa indah sewaktu kecil... penuh dengan kreatifitas untuk membuat mainan

      Delete
  13. "witing konco akeh jalaran soko bluluk"
    masio amung sederhana lan ora ragat ananging jaman mbiyen pas aku dolanan bluluk kambil ngene iki konco'ku iso soyo akeh
    mesakne bocah saiki, dolanan'e mung gem nang internet, bener'o koncone akeh ning jarang ono sing kenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. mangkane mas, nek duwe anak cilik, jo lali diajari nggawe dolanan-dolanan kreatif koyo dolanan bluluk iki

      Delete
  14. welahh iki bien nang sumatra okeh

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, tak kiro mung tenar ng jowo thok, jebul lintas pulau antar nusantara tho...

      Delete
  15. haha..jadi inget masa lalu, sering ngadu kek ginian waktu jaman masih SD..

    ReplyDelete
  16. Leres Mas Gus Mul. Kulo dulu juga menangi jaman itu. Sekarang sudah hampir punah. Gobak sodor, petak umpet,betengan, jamuran, pitik-pitikan, setinan, mainan karet, plinthengan, dan lain-lain dan lain-lain...

    ReplyDelete
  17. tahu mainan boy-boynan mas? sejenis mainan lempar2an pakai bola kasti/tenis...

    ReplyDelete
  18. welah gus gus .. gek mbojo kono ojo meng dolanan koyo ngene ki terus.. kene nang jogja okeh cewek e...

    ReplyDelete
  19. dulinan e ngilingno pas cilik'anku pas i kang . .
    Wakaka tapi yoh ojok dadi cilik terus , lek cilik terus ra rabi" engko kang :D

    ReplyDelete
  20. ada- ada aja caranya mas mul ini :D

    ReplyDelete

Tentang Saya

Saya Agus Mulyadi, biasa dipanggil Gus Mul (bukan lulusan pesantren seperti Gus Dur, Gus Muh, maupun Gus Mus. Gus Mul hanya akronim dari nama saya). Blogger dan Freelance Layouter. Kini berusia 24 tahun. Aktif di Karang Taruna dan Komunitas Blogger Magelang Pendekar Tidar. Profil lebih lengkap, Lihat Disini
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger