Aku masih ingat, di sebuah diklat itu, aku dipertemukan dengan dirimu. Sungguh pertemuan yang tak terlupakan. Begitu membekas, dan masih terus mentatu hingga saat ini.
Sosokmu begitu mungil, tapi dirimu bukan cabe-cabean. Sungguhpun pesonamu jauh lebih pedas dari saus dan sambal manapun.
Entah mengapa aku benar-benar telah jatuh cinta pada dirimu, aku tak tau apa alasannya. Ah, bukankah cinta memang tak butuh alasan? Yang pasti, aku bertemu denganmu, waktu berlalu, dan akhirnya aku jatuh cinta pada dirimu.
Dan seperti layaknya tokoh protagonis di serial FTV, aku ingin sekali mengungkapkan perasaanku ini. Sungguh, sangat ingin. Menahan diri untuk tidak mengungkapkan perasaan kepadamu rasanya seperti menahan gidik sehabis kencing.
Sekali waktu, aku mencoba mengutarakan perasaan. Tapi sayang, aku kadung terlahir sebagai jejaka yang terlalu banyak bercanda. Dan siapapun di dunia ini pasti tahu apa konsekuensi seorang pecanda: Sekalipun dia serius, selamanya dia akan tetap dianggap sedang bercanda. Dan itu pula yang terjadi pada kalimat pengutaraan perasaanku.
Kau menganggapku sedang bercanda saat itu. Padahal diriku sudah berusaha sedemikian keras untuk mengubah mimik mukaku agar nampak serius. Sungguh, menjadi serius memang sangat susah. Kadang aku iri dengan para politikus itu, yang bisa selalu nampak serius, sungguhpun dalam kefoya-foyaan.
Sikapmu yang mengangap diriku bercanda itu benar-benar menusuk. Kuanggap itu sebagai penolakan yang halus. Mungkin dirimu menganggap aku bercanda karena sesungguhnya kau tau aku serius, terlalu serius malah, hanya saja kau tak tega menolakku. Aku sadar, kau masih kurang stress untuk bisa menerimaku.
Kini sudah hampir dua tahun berlalu, entah apa yang sedang kau kerjakan sekarang. Tapi yang jelas, kau pasti tidak sedang memikirkan pengutaraan perasaanku waktu itu.
Lamat-lamat kudengar kabar, bahwa kau sudah menjalin hubungan dengan seorang senior. Tentu itu kabar yang sangat menyakitkan, namun seperti layaknya jagoan, aku berusaha untuk tenang dan sok kalem, kendatipun perasaanku remuk redam. Ragaku Well, tapi Hatiku dedel Duel.
Ah, Jika mencintaimu adalah asusila, mungkin sudah sedari dulu aku ditelanjangi dan diarak warga...
Penolakanmu, Waktu itu
(Kutulis setelah aku melintasi Kotamu)
Sebagai pria dengan kelakuan yang agak wagu... Kau terlalu romantis Gus...
ReplyDeletekok melasmen to nasipe samean cak, seng sabar wae
ReplyDeletecah wadon ra mung siji
salam ko ambulu, jember, jatim
cideke Pantai Watu Ulo
Salam.... kangmas....
Deletewaaaaaaaaa.... kang agus, kau membuatku termewek mewek.
ReplyDeletejane aku yo elek, tp ndilalah rung tau ditolak wong lanang. ning mergo elek iki yo aku ditinggal bar enek wong wedok liyo sing ayuu...
*podo2 ngenese.
Lho, Ha ditinggal itu adalah penolakan dengan level yang lebih akstrem lho... wkwkwk
Deleteasemik... :(
DeleteKalimat terakhir wangun biyanget, isoh dadi Quote Of The Day hehehe
ReplyDeleteKandhani og...
DeleteMoga Gusti Allah mbukakan pintu hatinya doi, Mas..
ReplyDeleteYah, semoga mas.. semoga.... semoga... (semakin lirih)
Deletemabok gus?
ReplyDeleteRodo... sithik
DeleteBersyukur dadi wong elek mas, bs buat pembanding. Yen ra ana wong elek berarti ra ana wong ganteng. Wong ganteng kudu matur nuwun karo sampeyan.
ReplyDeleteSalam kenal ko kramat. Sementara anonim disik. Ra tego pasang poto.
ini yg polwan itu bro? hati2 lho.. kyk macarin dokter umum, dktr bedah resikonya tinggi.. bisa didor, disuntik mati ato disayat-sayat.. hii.. mendingan cari guru mstematika.. 1+1=9 hehe..
ReplyDeletesemoga ketemu yang serba lebih mas. Lebih cantik, lebih gila, dan lebih menyakitkan penolakannya. Semoga..
ReplyDeleteDoamu membuat prihatin mas... wkwkwk
DeleteSemoga iki postinganmu yo mung guyon...
Deletesabar gus... cinta ditolak sarkem ijik bukak... hahahahha
ReplyDeleteKalah rupo menang Dowo.... wkwkwk
DeleteSeperti pepatah, lebih baik infeksi bernanah karena kaki terinjak paku berkarat, daripada goresan luka di hati karena ditolak pujaan hati............
ReplyDeleteAh beginilah cinta, deritanya tiada akhir....
Bahasamu dalem tenan mbakyu....
Deletenembe sepisan iseh kurang tragis kang....
ReplyDeleteWalah, sabar kangmas. Turut berduka cita :D
ReplyDeleteMatursuwun kangmas atas dukacinta-nya
DeleteTerus terang...saya ngakak tragis kang Gus...semoga anda tidak dianjurkan dokter untuk mencabut gigi..karena lebih baik sakit hati ditolak cinta nya daripada sakit gigi.. Sumpah...saya lebih baik sakit hati daripada sakit gigi..mekaten mawon..piLih anonymous karena saya takut kang gus mengirimi saya obat sakit gigi
ReplyDeletemesakke tapi kok ya lucu....ndak biso ngomong aku......sbar ae lah gus
ReplyDeletemesak'ke kehidupanmu to le....xixixixixixixixixixixixixixi
ReplyDeleteAgus..aku padamu.................... titik dua tanda bintang
ReplyDeleteNek kowe padaku, hanjuk pacarmu sing Londo kae meh buwak ngendi? wkwk
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletewelha, tulisanku termasuk karya sastra tho? ndak iyo?
Deletegak popo kang tak kancani
ReplyDeleteTulisanmu mbeler dengkul, Mas Gus.... Hahaha
ReplyDeletembeler... ha rumangsamu welat po? wkwkwk
Deleteiki pas tenan karo aku saiki
ReplyDeletelha ajian semar mesem saking simbah wes di lakokno durung gus?
ReplyDeleteben ketok serius, nganggo toa opo megaphone trus orasi ning pasar. "aku cinta padamu" merdeka"
Malah koyo wong gemblung....
DeleteAjian semar mesem wes ra usum saiki je mas...kimcil ra bakal kepincut, kejobo koe nganggone fortuner opo jazz...
Delete#napuk cangkeme laler
Jaman serba internet kok ngaku isih jaman ril sepur berdua tak pernah ketemu.
ReplyDeleteJatuh cinta yg ke berapa tuh, Gus? Wkkk.
ReplyDeleteMelu trenyuh aku mas... Mugo2 cewek berikutnya mas.
ReplyDeletehahaha sakno saknoooo Urip pisan nelongso goro2 TRESNO WARENGGONO kikikikikkkk
ReplyDeleteilmu jago ngoyak babon durung muk terapke gus, oyak terus......sampai cukup stress..akhire babone ndekem dewe hahaha....
ReplyDeleteya ampun, semonone mas, nderek prihatin, semoga dapat cewek yang lebih baek yaaaa
ReplyDeletegus tenang'no pikirmu....aku yo tau d'tolak kok.......biyen aku meh mutus pacarku tapi d'tolak gak d'acc gus......gak gelem tak putus malah jaluk terus piye jal perasaanmu,,,, aku sing ganteng'e tanpo ukur koyo ngene wae sek sempat d'tolak gus,, dadi tenang no pikirmu. wiz ojo mbok terus-terus'ke mergane ora ono gunane
ReplyDeleteTurut bersuka cita Gus. Tabahkan dirimu
ReplyDeletesampean gawe aq kemutan masa lalu
ReplyDeleteterus terang ini sangat puitis sekali, sepuitis pendekar syair berdarah....:D
ReplyDeleteremuk redam lek :'(
ReplyDeletesakitnya tuh disini ...........................................
ReplyDeleteNjobo tegar ,, Njeroo Ambyarrr
ReplyDeletetenang Gus.. masih banyak wanita di dunia ini. perbandingannya 1: 5. Kalau ada 1 wanita menolak, Jangan khawatir.. Karena masih ada 4 wanita lain yang siap menolak juga (cak lontong)
ReplyDelete