Foto di atas adalah foto diri yang pernah saya pajang di salah satu postingan di blog ini. Foto di atas memperlihatkan saya sedang bermain komputer (wis ngerti gus, rumangsamu aku picek po?).
Gara-gara foto saya di atas, banyak pembaca blog saya yang bertanya tentang dimana tempat saya biasa bermain komputer, pasalnya dalam foto di atas, ndilalah yang jadi background-nya adalah usuk (kerangka) genteng.
Tempat pengambilan foto di atas adalah di kamar saya. Letak posisi kamar saya memang berada persis di bawah genteng.
Jadi begini ceritanya.
Rumah saya terbilang sebagai rumah yang kecil, sempit. Kamarnya hanya ada dua, sedangkan satu rumah dihuni oleh 5 orang: Saya, Bapak dan ibu saya, serta kedua adik perempuan saya.
Kedua adik saya tidur di salah satu kamar, sedangkan kamar yang satunya dipakai bergantian, kalau bapak dan ibu saya tidur di kamar, maka saya tidur di ruang tengah, sedangkan kalau saya tidur di kamar, maka bapak dan ibu saya lah yang tidur di ruang tengah. Kondisi yang kurang ramah dengan stabilitas keluarga Sakinah.
Melihat kondisi yang sebegitu tidak kondusif, Maka, sebagai seorang kepala keluarga yang baik dan kreatif, bapak saya akhirnya berinisiatif untuk membuatkan kamar/ruangan tersendiri untuk saya.
Karena rumah saya sudah terlalu sempit, maka satu-satunya ruang kosong yang mungkin bisa digunakan sebagai kamar saya adalah loteng. Mungkin terinspirasi oleh film kartun Nickelodeon "Hey Arnold".
Akhirnya, dengan segala perencanaan yang ada, serta dengan blueprint sederhana, bapak saya mulai mengerjakan proyek pembangunan kamar di loteng rumah. Ndilalah bapak memang sudah lama ingin membuat ruangan di Loteng, agar bisa sekalian buat ruangan untuk Gudang. Jadi Nantinya, kamar saya bakal bersebelahan sama gudang.
Kira-kira, begini penampakan rencana pemetaan ruangan di rumah saya
Total biaya yang dibutuhkan untuk membuat proyek Kamar Loteng ini sekitar 600 ribu rupiah (saya dan bapak saya patungan setengah-setengah), dengan rincian 400 ribu untuk membeli kayu glugu, 150 ribu untuk membeli kayu papan, sedangkan 50 ribunya untuk biaya lain-lain.
Mula-mula, tembok rumah dilubangi, agar bisa dimasuki glugu (kayu pohon kelapa) sebagai penyangga utama. Bapak saya menggunakan empat gelondong glugu sebagai penyangga. Kemudian di atas glugu tersebut dipasangi kayu papan.
Proses pembuatan kamar loteng ini rupanya tak semudah yang dikira, banyak terjadi kesalahan, maklum, untuk urusan tata bangunan, bapak saya belum terlalu mahir, karir bapak saya dalam dunia perbangunan masih sekedar pada level laden (asisten tukang), belum sampai pada level tukang.
Setidaknya butuh waktu dua hari untuk menyelesaikan proses pemasangan glugu dan kayu papan.
Hasil awal kamar Loteng saya. Masih cukup polos tanpa alas
Setelah kayu-kayu papan terpasang sempurna, proses selanjutnya adalah memasang instalasi listrik untuk kamar saya. Mulai dari membuat terminal sampai pemasangan lampu, semuanya dikerjakan oleh bapak sendirian, main single.
Jangan salah, walaupun bapak saya dulu ndak lulus SMP dan sewaktu jadi anak sekolah bandelnya setengah modar, tapi kalau urusan instalasi listrik, rasa-rasanya bapak saya ndak kalah sama yang lulusan SMA sekalipun.
Biar Kidal yang penting Handal, Pokoke aku bocahmu Pak.
Setelah urusan instalasi listrik selesai, Bapak pun menyerahkan kendali kamar sepenuhnya kepada saya. Terserah kamarnya mau diapakan, mau dihias bagaimana, mau diberi alas apa, mau diatur sedemikian rupa, pokoknya terserah saya.
"Saksakmu, aku ora urus!", begitu kata bapak.
Maka, langkah pertama yang saya lakukan pasca serah terima kependudukan adalah mengatur tata letak kamar ini. Saya atur senyaman dan se-efisien mungkin agar seluruh bagian ruangan bisa dimanfaatkan dengan maksimal.
Setelah terkena sentuhan penataan ala kadarnya
Langkah selanjutnya adalah membuat hiasan untuk kamar baru saya ini. Dan hiasan yang saya pilih adalah hiasan letter sign, biar kamarnya jadi spesial sekaligus untuk memperjelas, siapa pemilik kamar spesial ini. Dan inilah letter sign yang saya buat dari gabus styrofoam sebagai penghias kamar saya.
Biar berasa Hollywood, walaupun cuma pakai Styrofoam.
Penataan sudah, hiasan sudah, maka langkah selanjutnya adalah memilih barang-barang yang diperlukan sebagai pendukung kamar ini.
Dengan bajet dana yang tak terlalu besar, pada akhirnya saya memilih untuk membeli lemari, dispenser, dan juga kipas angin. Lemari saya gunakan untuk menaruh pakaian serta buku-buku saya. Kipas angin untuk sedikit mendinginkan badan kalau saya ndilalah ada dines di siang hari yang terik. Sedangkan dispenser saya gunakan untuk menyeduh kopi.
Ndilalah, air di Galon sedang habis, jadi terpaksa pakai Plan B
Rasanya cukup menyenangkan punya kamar di sendiri di loteng. Pertama, kamar kita kesannya eksklusif dan unik, soalnya jarang ada yang punya. Kedua, kita bisa nyetel musik dengan volume cukup besar, tak perlu takut, karena dari bawah, suaranya tak terlalu kencang. Ketiga, walau rumah kita kecil, tapi kita tetap bisa mempraktekkan dialog khas orang kaya di Sinetron-sinetron: "Kamar gue di atas, lo langsung masuk aja!". Dan yang keempat, sampeyan bisa punya sedikit kebebasan kalau bawa pacar main ke kamar sampeyan (untuk yang ini, saya sendiri belum pernah mempraktekannya).
Namun begitu, tetap saja ada kekurangan dari kamar Loteng ini. Pertama, Kalau siang terik, panasnya ndak ketulungan, dan kalau malam, dinginnya begitu menusuk tulang. Dan yang kedua, sampeyan harus mengeluarkan tenaga yang cukup banyak untuk naik-turun tangga kalau ada urusan dengan negara bawah.
Nek ibarat judul lagu, ini judulnya "Stairway to Heaven"
Tapi apapun itu, saya tetap merasa bahagia, bisa punya kamar loteng sederhana ini. yah, walaupun kecil, namun disinilah karya-karya saya lahir.
Kawan-kawan saya paling senang nongkrong di kamar loteng saya ini, karena selain tempatnya agak tersembunyi, fasilitas di kamar saya pun tergolong lengkap, yah, minimal untuk standar pemuda desa.
Di Kamar saya, wifi gratis, koneksi internet full, karena memang saya langganan speedy. Kopi selalu saya sediakan, yah, walaupun hanya sekedar kopi sachet. tersedia juga cukup banyak buku bacaan yang siap untuk dilahap. Sedangkan untuk penggemar permainan, sudah tersedia karambol yang siap untuk dimainkan. Cukup lengkap bukan?. Makanya, kalau ada pembaca yang ndilalah orang Magelang, jangan sungkan untuk mampir dan sowan ke rumah saya. Insya Alloh saya bisa bertindak sebagai tuan rumah yang baik kok.
Mampir dulu, ngenet dulu, ngopi dulu, udud dulu
Oh ya, Sebagai pamungkas, berikut ini saya tampilkan beberapa penampakan kamar saya. Monggo dinikmati.
kalau kamarnya belum berantakan, katanya belum jantan
Untuk saat ini masih karambol, besok kalau sudah kaya tak beliin meja Bilyard
Gudang di seberang kamar
Boleh lho mas kalau mampir, gratis kok, asal sampeyan bawa karcisnya
Urusan kopi dan beverages lainnya, Insha Alloh saya bisa memenuhi
Kalau hanya untuk buku dan baju, saya rasa ndak perlu pintu, yora?
Cah lanang, kudu sregep moco, Touch the Boobs, read more books
Nikmat mana lagi yang engkau dustakan?
Jadi, kapan sampeyan mau mampir ke kamar saya, cepetan lho ya, mumpung saya belum kawin. Soalnya nanti kalau saya sudah kawin, dijamin bakalan susah bokingnya.
Oh ya, jelek-jelek begini, kamar saya pernah masuk tipi lo, hehehehe
Besok mampir, ah.
ReplyDeleteSediain kopi ya mas :D
Dengan senang hati mbak Mell... jangankan kopi, Marimas atau Orson pun siap saya jabanin kalau untuk mbak Melly.... :)
Deletela melly ki lanang je
DeleteWah, klo di magelang saja siangnya terasa panas, gimana klo kamar lotengnya itu di Kota Semarang ya kang (langsung mateng mungkin)
ReplyDeleteWah... iso koyo Oven paling mas...
DeleteMantap mas . . . Boleh mampir ya ??? besok besok mugo2 tangganya bisa berubah jadi Lift :D
ReplyDeleteMonggo saja mas, dengan senang hati...
DeleteEnak nih kalau malam-malam mau lihat bulan, tinggal bolongin atap. :D
ReplyDeleteenak juga buat naikin layangan mas, tinggal bolongin atap juga... :)
DeleteSaya termasuk orang yang beruntung bisa terdampar di blog yang luar biasa ini. Banyak pelajaran yang bisa saya ambil, matur suhun yo mas. Salam kenal dari Dumai. Riau.
ReplyDeleteMatursuwun mas atas apresiasinya untuk blog saya... Salam kenal, jabat tangan hangat dari Magelang...
DeleteSetuju sama komen nya Mas Samsul Bahri. Saya suka dengan blog ini, isinya terasa sederhana, dan begitu dekat. Saya tinggal di Cirebon, sering ke Bandung dan Jakarta. Sebagian besar blog yang saya follow ya orang kota. Jadi ketika baca blog ini jadi inget rumah di kampung. Saya juga anak kampung, tapi kurang puas main di desa. Baca blog ini selalu inget rumah di desa. Dan ini pujian loh :')
ReplyDeleteSemangat terus ya Mas Agus. Terus menulis!
Matursuwun mbak Suvi... semoga terhibur membaca postingan-postingan saya, dan semoga rasa kangen dengan kampung bisa terobati...
DeleteBener nih, kayak kamarnya Arnold. Keren gila pasti arsiteknya.
ReplyDeleteBedanya, kamarnya Arnold atapnya kaca, lha kalo punya saya ikut-ikutan pakai kaca, bisa gosong saya mas.. hehehe
DeleteYang penting suasana nyaman dan bisa jadi markas, itulah tipe kamar idaman.. Hebat bapaknya mas Agus bisa bikin kamar loteng gini :D btw saya uda review, monggo mampir ya mas Agus di blog saya ;) sukses selalu :)
ReplyDeletehttp://indrilee.blogspot.com/2014/08/jomblo-rapopo-d.html
wah, matursuwun mbakyu sudah mereview sekilas blog saya, sekali lagi matursuwun, semoga tetap betah menjadi pembaca blog saya..
Deletewah ini nih jawaban yang aku cari, dari pertama kali mampir di blog ini. aku penasaran banget, itu sampean foto dimana. aku fikir sampean suka nongkrong di atas plafon rumah. ternyata kamarnya di loteng. keren mas, bapak sampean kreatif.
ReplyDeletekapan kapan aku mampir boleh ya, hehe
walah, hambok monggo mbak kalau mau mampir, dengan senang hati, mampirnya mau di kamar saya atau di hati saya mbak? #tsaaahhhh
DeleteOaalah nganggo modus barang :v
Deleteenak mas tempatnya. Cocok buat nyantai dan nyari inspirasi....
ReplyDeleteMudah2an saya bisa main kesana...
Kalau malam, ciamik tenan mas...
DeleteSudah 3 hari saya terdampar di blok Kang Agus, dan ini adalah postingan terakhir dari semua tulisan yang sdh saya baca, banyak pesan moral yg saya temukan dan kekocakan2 segar, saya tunggu postingan selanjutnya. sukses selalu..
ReplyDeletePS : biar kamarnya agak dingin beli jaring aja trus pasang diatas atap dan timbun dengan dedaunan kaya beskem tentara jaman perang itu lo Kang, kan bisa nambah kesan artistik rumahnya juga. :)
Matursuwun mas Benny ats apresiasinya... senang rasanya mengetahui ada pengunjung yang merasa terhiur dengan postingan-postingan saya...
Deletesalam kenal. enak ya, jadi punya privacy sendiri :D
ReplyDeleteSalam kenal mbak Santi...
Deletekapan2 aku mau mampir mas.. sedikit mirip dgn kamar saya dulu waktu masih di kampoeng :D
ReplyDeletekapan hayo mas... tak tunggu lho pokoke
DeleteSemoga bisa mampir Kang Agus, salam kenal saking lare borobudur :D
ReplyDeleteSalam kenal mas, walah, jebul tonggo dhewe...
Deletehalo gus, aku dulu juga punya cita cita gituan, memperluas kamarku dengan aku buat tingkat. tapi belum jadi hehe.
ReplyDeleteSalam dari blogger ndeso juga, dari sajen, trucuk, klaten jawa tengah. undangan mampir juga ke temen temen disini ke blog ku ya http://blognyaanjrah.wordpress.com/ :D
njamane ngekos mas @anjrah..
Deletemas @agus saya salut dengan njenengan.. luar biasa.. 4 jempol buat njenengan..
Salam mas Anjrah... Klaten-nya mana mas?
DeleteWeits mantap mas agus kamarnya. Sederhana tetapi menginspirasi :D
ReplyDeletemaklum mbak, efek kepepet... hehehe
DeleteSelalu suka dengan bahasamu yang sederhana, Gus.
ReplyDeleteSemua sederhana dan sampean bisa mengolah menjadi luar biasa.
Sejak baca tulisan sampean di Kompas edisi Ramadhan itu saya jadi krasan main ke Blog ini
Wah, matursuwun mbak fera atas apresiasinya... terima ksih sudah berkunjung di blog ini...
Deletealah gus... aku wes pernah boking loh.. hehehe...
ReplyDeleteinspiratif !!
ReplyDeletelanjutkan karyamu nak !
pengen dowe umah tingkat rung kelakon . sing tingkat lagi mung kandnag pitik
ReplyDelete:P
saiki isoh login nganggo wordpress. wingi2 ra isoh
Delete:D
Jebul kamarmu podo plek karo kamarku gus, loteng ngisor gendeng :D
ReplyDeleteKeren mas :D
ReplyDeletepostingan ini memang yang ditunggu-tunggu, bikin penasaran memang kamarnya, ternyata begini :D
"Cah lanang, kudu sregep moco, Touch the Boobs, read more books"
ReplyDeleteAku seneng kalimat kui, Gus!
;D
Tak enteni open house mu, Gus Mul ^^
ReplyDeletekok bukune RPUL?
ReplyDeletewah, unik juga yo, kreatip
ReplyDeleteini nih yg saya penasaran. lotengnya mantap bro.. kalo udah kaya [buku terjual abis] jangan pindah loteng bro, eh jangan pindah kamar bro.
ReplyDeletePlan B dispensermu marai ngakak Gus :D
ReplyDeleteperjuangan hebat bapak dan anak nih. oye banget. kapan ya saya dapat kesempatan mampir dan menginap di sana. kayaknya oke punya. boleh gak mas agus yang ngganteng?
ReplyDeleteKamar idaman, lelaki idaman. Muach-muach
dispenser plan B-mu mesakno tenan..
ReplyDeletengati2 ngudud cerak kasur gus...
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeletewelahhh tempat sek strategis ikii.. jarang sek iso menikmati.
ReplyDeletekoyo ngene.. aku jek eleng pas smp bien nang wet2 gawe omah2 han.. mirip orang utan :v
ra nyongko aku mas iso kenalan mbek mas agus..
ReplyDeletesumpah , moco tulisan iki ngawe ngakak ...
thanks inspirasinya, dan selau ar-rohman hihi :D
#semangat
po ra panas gus?
ReplyDeleteRumah kecil tapi hati sangat besar .... Mantap sekali mas! Nanti rumahnya akan menyusul besar....
ReplyDeleteAmin, calon sugih--Keren masbro,sangat menginspirasi. maturnuwun sanget yo
Deletebesok nek kamu udah rabi saja tak sowan ke kamar mu mul :D biar rame ada istrimu juga :D
ReplyDeleteRumahnya Kecil tapi hatinya besar...
ReplyDeleteMantab jaya mas.. semoga kedepannya rumahnya juga ikut membesar pula.. cepat nikah biar ga kedinginan.. :)
'kantor' saya juga di loteng, malah satu ruangan sama gudang yg isinya sepeda bekas, kasur kapuk bolong, kardus nggak jelas, tumpukan debu ... yg repot itu kalo kebelet pipis, karena harus naik turun 'gunung' utk sampe ke toilet :( ...
ReplyDeletenek ono rejeki meneh, ngisor empyan reng kuwi mok kei plafom..
ReplyDeleteaku ndisik kamar'e yo ng loteng kok,
wahhh seneng banget baca nya ini,jdi menginspirasi,,,sederhana tapi asik,sy jg jdi cengarcengir sndiri,,,hebat deh mas ini sm keluarga nya,,, salam utk keluarga mu ya,mas,,,
ReplyDeletekeren mass agooos top...
ReplyDeletebisa jadi inspirasi tuk menggantikan rumah 2 lantai... dan lahan udah mepet
ReplyDeleteahh ngapusi..aku angger ning omahmu, yoso kopi dhewe kog.prinsipmu "kopiku kopiku, kopimu kopiku"
ReplyDeleteManteb tenan. Aku cukup mampir nang blog iki ae, kadohan lek mampir nang omah sampean hahahaha
ReplyDeleteboleh nginep mas agus?
ReplyDeleteApik kmar lo gus
ReplyDeletekalau udah kumpul2 pasti kaya asap pabrik hehehe...piss
ReplyDeleteJd kangen plng ke magelang...ku suka baca blog nya mas agus sederhana apa adanya,da bangga menjadi diri sendiri...top lah
ReplyDeleteitu papan nya pake apa ya mas? dulu pernah mau bikin juga tapi harus di cor takut njeplok ke bawah klo cuma papan :(
ReplyDeleteWah, apik plan B ne mas, nggo botol aq*a sak literan, haha
ReplyDeletecurhatane mas e apik2. q sneng bngt moco tulisan u mas. opo maneh sin jluk rabi. ga iso meneng guyu q
ReplyDeletesalam kenal, salam sehat selalu menyertai kehidupan Mas Agus Magelangan dan Keluarga, perkenalkan saya Orang Indonesia Asli, sangat tertarik sekaligus terinspirasi dengan Blog sampeyan, teruslah berkarya dan sehat selalu.
ReplyDeleteKenapa ndak dibikin sauna aja, Mas? Ntap!
ReplyDeleteMas Agus... saya juga punya kamar loteng..
ReplyDeletesewelas rolas lah karo nggonmu. niki mas cobo dipirsani
http://dimassangaji.blogspot.com/2015/05/kamar-loteng-penuh-cinta.html
mantab mas...
ReplyDeletepanase puoooooolllll yo????
jadi bahan inspirasi nih...
mantab mas bisa jadi inspirasi untuk pemilik rumah mungil khususnya di daerah perkotaan berpenghuni padat, salam sukses
ReplyDeleteSipp le, semoga kesuksesan menyertai yaaaa.
ReplyDeleteSipp le, semoga kesuksesan menyertai yaaaa.
ReplyDeletekeren...bapak sama anaknya,..sama2 hebat...sukses yah mas...
ReplyDeleteMas kalau mau minta bapaknya buatkan loteng seperti ini kontaknya dimana ya? Terimakasih
ReplyDeletesangat mengisnpirasi mas, sy punya rumah luas tanah 14x15 m, sdh jadi rumah nya ....ya 75 % lah...baru kepikiran mau buat loteng, liat referensi di loteng nya bule" sono tuh di youtube bagus" dan sangat luar biasa....Pertanyaanya...harus keluarin bajet sampai berapa kalo buat lotengya kaya gitu...oh ya mas, ben kalo malem ga dingin, mungkin bi dan bawah kayunya mas ditambahkan spon di dinding
ReplyDeletepengennnnn gawe koyo ngunu gus..tp rung enek dhuwite jhee..
ReplyDeletehati hati... ntar lotengnya di jadiin markas leak. soalnya leak sukanya di atas bubungan rumah.
ReplyDeleteSakjane aq kate nggolek backlink gawe komen ttg artikel plafon minimalis, ndilalah lah kok nemu blog iki, tp yo ttp komen sih :p
ReplyDeleteTp pean ancen sangar gus, inspiring me :) selalu bersyukur memang kunci untuk hidup bahagia.
Thanks postinganmu gus :D
mas,.
ReplyDeletebisa di jelasin berikut gambar mengenenai kalimat ini "Mula-mula, tembok rumah dilubangi, agar bisa dimasuki glugu (kayu pohon kelapa) sebagai penyangga utama. "
Mas jenengan magelang e pundi, tak mampir mas, istri saya orang muntilan kok, pgn buat loteng juga je, ada no wa mas?
ReplyDeletesangat menginspirasi. omahku arep tak gawe koyo ngono.
ReplyDeleteterus terang saya bangga dengan anda... sederhana tapi mempunyai gaya bahasa dan yang pasti inspiratif. Rumah saya di desa juga kecil, ini akan saya jadikan maket untuk membuat gudang atau kamar. Yang penting bisa memanfaatkan space ruang untuk hal yang LEBIH BERMANFAAT. Trima kasih atas inspirasinya. Salan dari Sang Kapten
ReplyDeleteKalau siang kamarnya bisa jadi kamar sauna itu mas, wakakakakaa,,, mantab jawaaaa
ReplyDeleteMantaf kang kamarnya... Jadi pengen nyontek... Hehe
ReplyDeleteNiatnya mau nyari rumah-rumah tua berloteng eh malah menemukan ini dan asik keterusanmembaca, keren suasana lotengnya
ReplyDeleteBoleh tau udah berapa lama sih mas mul tinggal di Loteng?
ReplyDeleteSuka ada rasa takut ngak? Kek takut jatuh, Takut Tikus, atau bahkan Jurig Para (Hantu)?
((
___; )
(6
le ngunggahke galonan opo ora rekoso kang?
ReplyDeleteSangat inspiratif mas Mul... lha iki anakku pengin dibuatkan kamar akhirnya kubuat loteng tapi dengan besi dan tripleks....lumayan bisa untuk santai.
ReplyDeleteEh kak gimana caranya membuat kayak gini??🤔
ReplyDeleteBrowsing kamar loteng ketemu kamar lotengnya mas Agus. Itu luas kamarnya berapa mas? Kayu glugunya buat sebelah mana? Tangganya? Siap2 belanja kayu glugu dan papan. Makasih ya mas.
ReplyDeleteGimana caranya agar kamar loteng tsb tidak panas dan gerah secara hanya 5 cm jarak kepala anda dan atap.wkwk
ReplyDeleteTapi serius ini nanya gan