"Truk aja gandengan, masa kamu nggak? Sandal aja ada pasangannya, masa kamu nggak?"
Sumpah, itu adalah stereotipe sindiran basi untuk kaum bujangan yang pernah sangat popular dan ndilalah sering saya dengar (karena memang sering ditujukan kepada saya). Sangat menyebalkan. Seolah-olah harga diri saya ini jauh lebih rendah daripada truk atau sandal.
Tukang sindir yang sering menggunakan sindiran truk dan sandal ini seolah-olah ingin mengatakan kepada si tersindir: "Ini lho, saya bisa punya pacar, kapan sampeyan punya pacar!". Sepintas terdengar sangat motivatif, tapi di satu sisi, juga terdengar sangat pamer.
Ya, Saya tahu, bahwa sindiran ini hanya bermaksud sebagai bahan ledekan saja, namun jika itu kemudian ditanyakan terus menerus, saya sebagai salah satu obyek yang sering disindir pun tentu lama-lama akan muak juga.
Seorang kawan pernah berkata kepada saya, bahwa tidak punya pasangan itu secara umum terbagi atas dua sebab, pertama karena kepepet dengan keadaan, alias karena memang susah dapat pacar, dan yang kedua karena pilihan, pilihan karena yang bersangkutan merasa nyaman dengan kesendiriannya.
Nah, menurut saya, apapun sebab kebujanganan seseorang, rasanya kok ya tetep ndak etis untuk disindir terus-menerus, apalagi dengan sindiran yang konteksnya membandingkan seseorang dengan truk atau sandal.
Ayolah, mbok ya selo sedikit, tak usah terlalu mengurusi status hubungan orang lain. Biarkan masing-masing pribadi menjalani kehidupan asmaranya tanpa intervensi yang tak perlu. Kalau tak bisa membantu, minimal jangan menganggu. Kalau ndak bisa bantu mencarikan, minimal jangan manas-manasi kawan yang masih bujangan.
Lagipula, bukankah kesuksesan tak sepenuhnya dipengaruhi oleh punya atau tidaknya pasangan.
Oke, Truk memang gandengan, Tapi mungkin kita lupa, bahwa ada yang namanya truk box, truk yang lebih gesit dan efektif jika tanpa gandengan.
Oke, Sandal memang ada pasangannya, tapi mungkin kita lupa, bahwa di jagad persandalan, ada yang namanya Sandal Joger, Sandal yang selen dan terkesan dipaksakan, ia sandal yang tidak berorientasi pada keserasian, melainkan pada keunikan dan sekedar gaya-gayaan.
Jadi Please, Biarkan masing-masing orang untuk memilih, ingin jadi truk model apa, dan ingin jadi sandal jenis apa.
Artikel ini dimuat pertama kali di situs Mojok.co edisi 27 Agustus 2014
saestu gus..
ReplyDeleteKandhiani og
DeleteSemua akan indah pada waktunya mas Agus,,
ReplyDeleteInget !! yang penting tetep hafal pancasila . .
Salam syahdu mas Agus :D
Salam syahdu...
Deletejadi inget kemaren liat stiker di helm, tulisane JJT ( Jomblo Jatuh Tempo) Sek penting payu tinimbang mambu, wkwkwk.., nek kui mlebu kategori nopo cak agus :b
ReplyDeleteBener.... Sing penting payu ndisik, perkoro sopo sing mayoni, kuwi pikir keri
DeleteLagipula, bukankah kesuksesan tak sepenuhnya dipengaruhi oleh punya atau tidaknya pasangan.
ReplyDeletehhhaha kalimat bijak mu gus, 5 jempol !!!!!
Kandhani og....
DeleteYang membandingkan sampeyan dengan truk dan sandal itu sebenarnya memotivasi supaya segera punya pasangan.
ReplyDeleteGenk Koplo itu memang menyebalkan tapi percayalah hati mereka baik, Gus, haha..
wkwkwkwk... bukan Geng Koplo kok mas, mereka kalau nyindir lebih parah dari sekedar truk atau sandal mas... hehe
DeleteSing sabar mas jodoh sudah ditentukan tinggal tugas sampean untuk memantaskan..
ReplyDeleteSampeyan ancen well mas...
Deletepembelaan diri seorang jomblooo #kabooooor sak durunge di sambit sandal :D
ReplyDeleteSoalnya kalau ndak dibela, sering diperlakukan semena-mena je mak, hehehe
DeleteItu baru tahap awal mas Agus, ntar klo ud punya pacar, berlanjut ke kapan merid? Kapan bunting? Kapan beranak? Kapan beranak kuadrat? Ud kodratnya sosialisasi dipenuhi kekepoan yg terkomposisi dgn 80% sindiran dan 20% kpdulian. Ntar jg dpt lah mas Agus, jodohmu di masa depan
ReplyDeletewah, pengalaman pribadi tenan nek iki.... yakin aku mbak...
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMas agus mbok yo coba dunia baru gitu mas kayak Stand Up comedy kan sampeyan lucu :v
ReplyDeleteLik rabi wae Gus, ben ra dipoyoki. Kae loh aku ndue konco lanangan akeh, menowo ono seng gelem ro koe mbarang.
ReplyDeleteJOJOBA... Jomblo Jomblo Bahagia
ReplyDeletesetuju deh sama ini... salam om gus
ReplyDeletenice gan ....
ReplyDeleteSalam Sukses dari brebes ,,,,, :D
Wes ra sah dipikir, Gus. Dadi jomblo juga unik kok. Tidak berorientasi dan tetap bisa bergaya *whaladalah ngomong opo ikiii* haha
ReplyDeleteWkwkwkw Ane do'a in dapet jodoh yang kaya Julia Perez ato kaya Enjel Lelga mbah gus.
ReplyDeletekeren cak, tapi ta shalat disik yo :D
ReplyDeleteAku ning mburimu bosss
ReplyDeleteTumben Sing Iki Serius Mas, Saya Jadi Ikut Merenung, karena Jodoh, Rizki dan mati sudah ada yg menentukan, jadi tinggal menjalani dan berusaha..bukan begitu mas?
ReplyDelete