Lebaran memang sudah berlalu, tapi agaknya, sayang rasanya kalau saya tidak menulis barang selarik dua larik perihal lebaran. Nah, makanya, di postingan kali ini, saya akan mencoba menulis sedikit tentang panganan yang biasa disajikan saat lebaran untuk menjamu para tamu.
Tapi tentu saya tidak akan membahas tentang Astor, orson, wafer, biskuit, ataupun nastar, soalnya sangat tidak elok dan tidak inlander, juga terlalu kapitalis. Saya hanya akan membahas beberapa panganan ringan khas tradisional yang jamak disajikan di rumah-rumah sebagai hidangan lebaran, khususnya di daerah Magelang dan seputaran Kedu (Temanggung, Wonosobo, Purworejo, Kebumen, dan sekitarnya), daerah tempat tinggal saya.
Nah, apa sajakah? Ini dia beberapa kudapan pilih tanding yang mungkin beberapa diantaranya anda sudah kenal dengannya.
Jipang
Walau namanya mirip dengan negara yang ke-hentai-hentai-an, namun percayalah, panganan yang satu ini sama sekali tak punya hubungan kekerabatan dengan sushi, ramen, ataupun onigiri. Jipang terbuat dari beras ketan, teksturnya renyah, rasanya manis, namun masih kalah manis kalau dibandingkan sama Raisa atau Nia Daniati.
Keripik Tempe
Agaknya, orang Magelangan paham benar, bahwa makanan ringan tak melulu diposisikan sebagai pelepas rasa, lebih dari itu, makanan ringan juga mempunyai hak untuk memenuhi kodratnya sebagai suplemen asupan gizi. Karenanya, jangan heran jika keripik tempe menjadi salah satu menu kudapan andalan orang-orang Magelang. Tentu kita semua tahu, bahwa selain mengandung banyak protein, tempe juga mengandung vitamin B kompleks, mineral kalsium, juga zat besi, sehingga sangat bagus untuk kesehatan. Eh, saya kok mendadak jadi sok biologi gini ya.
Klici
Panganan mungil yang terbuat dari tepung terigu. Salah satu panganan yang sengaja diciptakan untuk mengetahui tingkat ketangguhan gigi seseorang. Panganan ini sangat digemari, karena selain ngirit dan cocok untuk ngemil, panganan ini juga sangat gembol-able.
Kerupuk Gendar
Dengan mengusung konsep "Reduce, Reuse, Recycle" atau prinsip daur ulang, kerupuk ini tampil sebagai salah satu panganan yang ramah lingkungan. Betapa tidak, kerupuk gurih ini biasanya dibuat dari nasi yang sudah basi (walau ada juga yang biasa membuatnya dari nasi yang masih baru). Caranya, si nasi diberi garam bleng, kemudian dikenyalkan, lalu diiris-iris tipis, dijemur, kemudian digoreng. Karenanya, tak salah bila krupuk ini sering disebut sebagai perwujudan Nasi goreng dalam bentuk yang paling paripurna.
Semprong
Jauh sebelum chocolatos dan fullo merajai dunia makanan teropong, Panganan bernama Semprong ini sudah lebih dulu menancapkan tonggak eksistensinya di bumi nusantara ini.
Tape Ketan
Hasil fermentasi beras ketan, rasanya sungguh-sungguh nikmat dan menggugah selera, jika dimakan dalam porsi berlebih, akan menghasilkan efek mabuk ringan. Sebagai warga Magelang, Sungguh sangat durhaka kalau saya sampai tidak menyertakan panganan yang satu ini.
Unthuk-unthuk Cacing
Begitu mendengar kata cacing, yang terlintas di pikiran sampeyan tentu adalah binatang mungil yang geli dan menjijikkan. namun jikalau kata cacing diberi awalan unthuk-unthuk, maka segala kejijikan dan kegelian itu bakal sirna seketika dan berganti dengan kelezatan dan citarasa tinggi. Terbuat dari adonan tepung ketan, unthuk-unthuk cacing ini menjanjikan rasa yang manis-gurih, lagi renyah. Dinamakan unthuk-unthuk cacing karena memang bentuknya yang persis seperti Cacing yang sedang berkumpul dan berserikat.
Untir-untir
Bahannya terbuat dari tepung terigu, pembuatan adonannya hampir sama dengan klici, Namun secara wujud, Untir-untir ini jauh lebih ngilmiah, karena untir-untir adalah satu-satunya panganan yang dibuat dengan mengikuti konsep bentuk rantai ganda DNA.
Itulah beberapa sajian panganan yang jamak disajikan di rumah saat momen-momen lebaran untuk menyambut tamu di daerah Magelangan. Sebenarnya masih ada banyak, diantaranya ada Sinapon, Satu, Geblek, Ongko Wolu, Lenteng, dan masih banyak lagi. Namun karena keterbatasan gambar, jadi tak mungkin bakal saya cantumkan semuanya.
Nah, pembaca sekalian, adakah diantaranya pembaca yang menyediakan salah satu panganan di atas di meja rumah anda?
wah mas agus.. nek klici ki bahane ki seko tepung ketan lho mas.. :D
ReplyDeleteWah, matursuwun koreksinya mas... mungkin daerah kita beda, soalnya di daerah saya, hampir semua ibu-ibu kalau buat klici, pakainya tepung terigu... lha kalau buat unthuk-unthuk cacing, baru pakai tepung ketan...
Deleteowh ngoten to mas.. :D
Deletebedo ternyata.. salam kenal mas agus..
orang tua saya asli magelang (sawangan), tapi pas saya lahir udah tinggal dan menetap di kebumen mas.. hehe
kapan2 kulo angsal nunut ngopi nggeh mas nek pas teng magelang..hehe
welha, hayo jelas, boleh sekali... jangkan kopi, orson pun saya kasih
Deletewaahhh.. nikmatnya.. jadi kangen pingin lebaran lagi.. :p
ReplyDeleteNunggu Tahun depan mas, hehehe, atu kalau ndak sabar nunggu setahun, nunggu lebaran haji juga boleh
DeleteNeng tempatku wis jarang sing nyuguhi panganan koyo kuwi Mas. Minimal nastar lah. Pancene era kekinian menyingkirkan makanan2 tradisionil.
ReplyDeletekahanan jaman, yang modern bakal mengikis tradisional
DeleteKerupuk gendar bahasa kerennya kerupuk nasi..hihi. Btw, khongguan isi rempeyek gak dimasukin juga gus?
ReplyDeleteada juga yang nyebut "Nasi Goreng praktis"... hahaha
DeleteBleng ki podo karo boraks lho bro. gak baik untuk kesehatan :)
ReplyDeletehoo... tapi wis jamak, jadi seakan-akan jadi lumrah
Deletewihh..penjelasannya lengkap. fotonya juga sip!
ReplyDeletesalam kenal dari Lombok ^_^
Salam kenal mbakyu.... salam hangat dari Magelang
Deleteaku paling seneng kerupuk gendar gus. Perlu kamu tahu.
ReplyDeleteHahaha, nek aku ra patio seneng, tapi lumayan lah nek dinggo lawuh madang campur jangan tahu, hehehe
DeleteJadi pengen... ma kue asli jowo....
ReplyDeleteMakasih atas tulisane ya bro... jd hilang stress, spaneng lih kerjo... xixixi...
Kutunggu karya tulisan berikutnya.... lanjut!!!!
Matursuwun mas atas kunjungannya... semoga senantiasa ringan dan jarang spaneng, hehehe
DeletePanganane enak kabeh kuwi! Saya suka semua terutama keripik tempenya.
ReplyDeleteMinal aidin wal faidzin. Mohon maaf lahir batin, nggih Mas.
Nek aku seneng tape ketan'e, hehehe Sugeng riyadi mbak
Deletekok sama ya Mas kaya didaerah Pekalongan
ReplyDeletesedap semua itu makananya Mas Gus . . .
cocok dengan lidah orang Indonesia
hoo, selera nusantara.... hehehe
DeleteAhh lebaran di rumah eyang saya di daerah Secang selalu ada jipang, klici, gendar buatan eyang kakung dan tape ketan dimakan sama emping :D
ReplyDeleteSalam dari pembaca baru anda di Eindhoven :)
Di Eindhoven ndak ada emping ya mbak? hehehe, salam kenal mbak
DeleteMas Agus tulisanya selalu renyah ^^. Serenyah kerupuk gendar...
ReplyDeletehahaha, matursuwun mbakyu atas apresiasinya
Deleteblm pernah nyobain Klici :D.. setelah lebaran ada yg jual ga ya mas
ReplyDeleteSampeyan harus coba mas, minimal sekali seumur hidup, hehehe... Wah, kalau yg jual, kelihatannya jarang mas, soalnya biasanya, orang-orang pada pesen sama pembuatnya langsung
Deletehihihihi ampyang gak onok tha mas?
ReplyDeleteaduuuuh, ndilalah ra nduwe gambare je...
DeleteUnthuk yuyu wuenak pol masGus :D
ReplyDeleteUnthuk yuyu ki sapane unthuk cacing? po masih satu makhluk namun beda nama? hehehe
Deletesampeyan kok begitu terampil bahas makanan ringan. Multi talent yo? Angkat semua jempol di tubuhku untukmu, Gus! :D
ReplyDeleteGus, niku foto- foto jajanan-nya di ambil di atas karpet (hijau) ya?
ReplyDeleteWah, rasane koq kurang gimana gitu ya...
Mbok yao, niru foto2 kuliner lainnya yang memperlakukan jajanan “dengan sepantasnya” & tidak ditaruh di bawah (beralaskan karpet).
Niki sekedar saran, loh...
Ampun gawe larane ati...
Suwun...
Tape bikinan bulikku paling jos se desa, rasane nyegrak menggoda :D
ReplyDeleteKalo di tempatku, Klici itu disebutnya Biji Ketapang :9
ReplyDeleteKui wes tau tak pangan kabeh.. Penak toh dadi wong deso, nggolek untir-untir ro tape ketan haaaa
ReplyDeleteMas...pothel kok mboten wonten...... Malah penasaran dengan klinci...eh klici....kok kmrn ndak nemu yaaa... **padahal banyak sodara di area muntilan dan sekitarnya
ReplyDeletekulo tiyang kebumen, klo jipang ya sama, klo untir sama juga, klo klici ditempatku namanya klathakan, mungkin pas giginya lepas bunyi klathak gitu yaa hehe. klo unthuk cacing sama juga, tapi kadang-kadang di sebut thuring. Gendar di kebumen ada tambahan Len-nya jadi legendar, mungkin karena makanan tersebut akan LEGEND, makasih sudah bikin kangen kampung halaman ya guss hehe
ReplyDeletekripik tahu ora masuk to mas ?
ReplyDeleteSampeyan lali karo sing tradisional asli Kabupaten Magelang Gus. Pothil...
ReplyDeletegendar nggonku rambak mas,haha tapi podo ae rasane
ReplyDeletetape ketane jos. marai mabuk cinta
ReplyDeleteklici sama Unthuk-unthuk Cacing saya belum pernah coba mas, mungkin cuma ada di daerah sana aja ya, di daerah saya (sunda) gak ada soalnya.. hehe
ReplyDeleteWah, Jipang, jajanan masa kecil, jadi nostalgia, btw jipang sudah sampai ke kalimantan juga dulu, tapi sekarang sudah susah nyarinya.
ReplyDeletesemprong enak mas rasanya, beli nya dimana ya? toko oleh2?
ReplyDeletealat pemotong bawang
mulai bayek sampek saiki yo kui jajanane sing tak pangan....
ReplyDelete