Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Every Sandal Has Its Destiny

| Thursday, 10 September 2015 |

Boleh dibilang, saya adalah salah satu die hard fans-nya sandal Swallow (please, ini bukan endorsement, advertorial, dan sebangsanya), saya termasuk pengguna yang militan, garis keras, ultras.

Saya tak tahu persis apa sebabnya, tapi yang jelas, saya merasa sangat nyaman saja kalau pakai sandal Swallow. Jari dan telapak kaki saya seakan sudah punya chemistri yang mesra dengan sandal merk ini.

Ini mungkin lebay, tapi nyatanya memang begitu. Kalau sampeyan ndak percaya, sampeyan boleh lihat foto-foto saya di facebook.

Sandal swallow
Biar buluk, yang penting kenyamanan

Dulu, pernah suatu kali, saya berkunjung ke Surabaya untuk menghadiri acara resepsi nikahan juragan saya. Lha sampai Surabaya, baru saya ngeh kalau ternyata saya lupa bawa sandal jepit dari rumah. Padahal, bagi saya, sandal jepit adalah salah satu benda yang mutlak sangat saya perlukan, karena saya paling tidak nyaman kalau harus pakai sepatu berlama-lama.

Ndilalah ada kawan satu rombongan yang juga mau beli sandal karena sama-sama ndak bawa sandal jepit. Akhirnya kami putuskan untuk bersama-sama beli sandal jepit di salah satu warung di dekat lokasi resepsi

Sial bagi saya, karena ternyata warung tersebut tidak menjual sandal swallow, adanya sandal cepit Ardiles. Saya hampir ndak jadi beli kalau saja kawan tidak memaksa saya untuk beli.

“Halah, sama saja kok, namanya juga sandal jepit, dimana-mana pasti sama,” katanya persuasif.

Nyatanya, begitu saya pakai sandal jepit Ardiles tersebut, rasanya memang sangat tidak nyaman di kaki. Padahal teman saya yang juga sama-sama beli sandal itu malah merasa sandal Ardiles yang ia beli terasa sangat nyaman dan enak di kaki.

Sejak itu, saya semakin yakin kalau saya memang sudah ditakdirkan sebagai pemakai sandal Swallow, saya semakin yakin, bahwa saya adalah seorang Swallow fanboy yang kaffah.

Every Sandals Has It's Destiny, Setiap sandal memang punya takdirnya sendiri-sendiri.

Ini tidak berlebihan. Nyatanya, beberapa orang memang punya kecenderungan kecocokan pada salah satu merk tertentu (tak terkecuali sandal). Sama halnya seperti kaum Nikonian yang bakal merasa lebih cocok dan nyaman kalau memotret menggunakan kamera merk Nikon.

Tentu ada juga beberapa orang yang loyal pada beberapa merk sandal selain Swallow, bisa Ardiles, Crocs, atau bahkan Daimatu. Karena sekali lagi, kecocokan pada satu merk tertentu itu memang mutlak adanya.


Sandal Bowling ala Daimatu (foto oleh: czrdee1)

Keyakinan saya akan kecocokan pada satu merk sandal ini semakin hari semakin menebal. Dan keluarga nenek saya lah yang menjadi salah satu faktornya.

Lain halnya dengan saya yang selalu loyal pada Swallow, keluarga nenek saya (yang terdiri dari nenek saya sendiri, adik nenek saya, dan paman saya) justru selalu merasa cocok dan nyaman dengan sandal Melly, tak hanya kecocokan pada merk, keluarga nenek saya bahkan punya kecocokan yang lebih segmented, yaitu warna sandal, yang entah mengapa selalu biru, warna yang tidak begitu saya suka, karena terlalu "chelsea", biru itu boleh, asal sewajarnya saja, jangan full :)


The Cat and The three Musketeers


Birunya itu lho, bikin gimanaaaa gitu

Namun kelihatannya, militansi keluarga nenek saya pada sandal Melly biru tak terlalu tinggi-tinggi amat, karena ketika saya tanyakan kepada nenek saya, adik nenek saya, atau paman saya, mengapa kompak membeli sandal Melly warna biru, jawabannya selalu saja hampir sama dan terkesan defensif: “Ben nek ketlingsut po kijolan, tetep ora bakal kisinan, tur nek selen ra bakal konangan”

Keluarga nenek saya boleh mengaku sangat nasionalis, tapi dalam urusan persandalan, Bhineka Tunggal Ika sama sekali tidak berlaku. Sampai kapanpun...




Sawer blog ini

29 comments :

  1. Mungkin faktor jomblo, jemari kakimu jd berhasrat ingin njepit setiap kala.
    Eh, itu biar enak maknanya mungkin "Every Sandal Has Its Destiny" deh mas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha, jepit sana jepit sini, asal nggak kena penyakit... wkwkwk

      Delete
  2. Lumayan jodoh kanggo sikilmu wes ketemu, mung iseh berjuang golek jodoh kanggo atimu, Gus. Sopo reti jenenge rodo mirip merk sandal. :-D

    ReplyDelete
  3. haha, nganti bingung aku gus nggoleki arti kata selen (maklum, wong suroboyo) :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. lha podo, kiro-kiro opo yo bahasa Indonesiane...

      Delete
  4. Nek aku sendal opo wae cocok, angger ojo sendal Cino sing iso marahi melepuh pemakainya.
    Mengenai judul, mungkin sing sampeyan maksudke "Every Sandal Has Its Destiny" yo Gus?

    ReplyDelete
    Replies
    1. oalah, iya.. makasih mas koreksinya, nyelip satu titik..

      Delete
  5. Ardiles pabriknya di Sidoarjo, Swallow pabriknya di Gresik, Daimatu pabriknya di Pasuruan. Mau nambahin itu aja....

    ReplyDelete
  6. Kok enggak mbahas theklek Mas... ben isa balen... eh masih single dink ya..

    ReplyDelete
  7. Keren nih, sandal saja bisa menjadi artikel yang gurih-gurih maknyos dibacanya... Kalo saya mah merk sandal bebas, yang penting bisa ngejepit

    ReplyDelete
  8. Adaa sandal merk Sunny... Mungkin itu jadi inspirasi lagunya BCL, pas nyari sandal Sunny terciptalah lagunya., liriknya :
    Tiap kali,
    Aku berlutut....Aku berdoa
    Suatu saat ... Kau bisa cinta padaku
    Tiap kali..Aku memanggil...
    Didalam hati...
    Mana sunny..,Mana sunny ku,..

    otak atik gathuk mas... he he

    ReplyDelete
  9. Merek swallow emang pemes. Sejak jaman ibu bapak saya merek itu sudah memonopoli karena kenyamanannya. Warna sampeyan itu blues sekali, hehe...

    ReplyDelete
  10. swallow pancen lintas jaman yo mas. daimatu wis angel golekane nang kene.

    ReplyDelete
  11. Sandal swallow sudah menang brand dahulu, akan tetapi saya baru tahu ada 1 keluarga itu militansi banget ke sandal Melly biru :)

    ReplyDelete
  12. mugo2 manager marketinge sandal swallow moco blog iki lik..

    ReplyDelete
  13. Sandal swallow pancen the best.. sandalku yo swallow gus

    ReplyDelete
  14. hahahaa... bingung aku mau komen apa... lucu mas agus...

    ReplyDelete
  15. Every Sandals has its own destiny...

    ReplyDelete
  16. Beli sendal dengan warna yang sama, biar kalao ketelisut salah pakek ndak keliatan selen. Hahaha. Mbahmu idenya sangat brilian Gus.

    ReplyDelete
  17. Wkkk...yang jelas knp sandal melly di gemari...dia ENTENG mas. Enteng di kaki, dan di saku..... Murah, meriah. Sing penting wis sandalan. Satu lagi....tidak cemolong. Ditaruh mana aja, aman!

    ReplyDelete
  18. Di tempatku sandal swallow srampat biru itu punya rekam jejak buruk terutama pas dibawa ke masjid.

    Hanya sendal swallow srampat warna biru yang gampang tertukar! Sampai aku diwanti2 Simbok, kalau ke masjid jangan pakai sendal Swallow srampat biru.

    ReplyDelete
  19. Enaknya pake SAPIT Swallow itu terlihat simple dan nyaman di kaki. Pokok'e swallow fanboy juga saya mas :D

    ReplyDelete
  20. Aku ga termasuk fans boy. Tapi beberapa waktu yg lalu gara2 lupa ga bawa sandal jepit, pas di toko karena ga ada swallow dan saudara seimannya, ga jadi beli deh.

    ReplyDelete
  21. Aku ga termasuk fans boy. Tapi beberapa waktu yg lalu gara2 lupa ga bawa sandal jepit, pas di toko karena ga ada swallow dan saudara seimannya, ga jadi beli deh.

    ReplyDelete
  22. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
    sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
    kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
    Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
    1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
    melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
    dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
    saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
    kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
    penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
    dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
    minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
    buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
    Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
    sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
    agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
    saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
    jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau

    ReplyDelete
  23. wahaha...swallowers juga ternyata sampean mas :)

    ReplyDelete
  24. mantep Tenan sandal swallow kwi nang sikil pas :v

    ReplyDelete

Tentang Saya

Saya Agus Mulyadi, biasa dipanggil Gus Mul (bukan lulusan pesantren seperti Gus Dur, Gus Muh, maupun Gus Mus. Gus Mul hanya akronim dari nama saya). Blogger dan Freelance Layouter. Kini berusia 24 tahun. Aktif di Karang Taruna dan Komunitas Blogger Magelang Pendekar Tidar. Profil lebih lengkap, Lihat Disini
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger