Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Citra Polisi yang Shareable

| Wednesday, 17 February 2016 |

Baca postingan di grup polisi, isinya gambar seorang polisi yang sedang membantu menyeberangkan pengguna jalan. Captionnya kira-kira begini: “kalau ada polisi yang beginian, kok yang ngeshare dikit ya, giliran ada polisi nakal, yang ngeshare langsung ribuan.”

Sekilas memang nampak ada ketidakadilan yang begitu masif dan terstruktur, namun sesungguhnya, hal itu adalah wajar, dan memang seharusnya begitu.


Ilustrasi Polisi membantu menyeberangkan jalan (gambar: foruminspirasi.com)

Jadi begini, ke-luarbiasa-an atas profesi seseorang itu muncul kala ia melakukan sesuatu di bawah atau di atas standar hak dan tanggung jawabnya.

Kenapa polisi menyeberangkan pengguna jalan tidak banyak yang ngeshare? ya karena memang itulah salah satu tugas mereka. Mereka dibayar salah satunya untuk itu. Itu hal yang terlalu biasa dan tidak ada wah-wah-nya sedikitpun.

Tentu saja menyeberangkan jalan adalah perbuatan yang baik bagi seorang polisi, tapi hal itu belum cukup untuk bisa masuk dalam ranah luar biasa yang shareable, kenapa? ya sekali lagi, karena memang itu adalah tanggung jawabnya, tugasnya. Itu hal yang sangat-sangat biasa, sama biasa-nya seperti dokter yang mengobati pasien, atau guru yang mengajar muridnya, mereka dibayar memang untuk itu. Beda kasus kalau guru mengajar di pedalaman dan tidak dibayar, atau dokter yang menggelar pengobatan gratis di luar jam prakteknya, itu baru luar biasa.

Seorang Polisi (dan juga profesi lainnya) dianggap luar biasa (dan layak share), adalah ketika ia melakukan sesuatu yang seharusnya berada di luar hak dan tanggung jawab tugasnya.

Saat ada polisi nakal, yang menilang pengguna jalan dengan alasan yang tak masuk akal. Ia tentu layak untuk dishare, karena memang ia melakukan hal yang berada di luar haknya.

Saat muncul kisah Bripka Junaidin, polisi yang membangun pesantren dengan menyisihkan gaji pribadinya, Ia layak mendapat share (dan buktinya, yang ngeshare memang banyak), karena apa? karena ia luar biasa, ia melakukan sesuatu yang seharusnya berada di luar tanggung jawab prosedur atas profesi yang diembannya.

Atau saat muncul kisah polisi yang membagikan coklat Beng-beng untuk setiap pemotor yang memakaikan helm untuk anak kecil yang diboncengnya, ia polisi yang layak share, karena membeli Beng-beng membagikannya memang bukan bagian dari job desk-nya, tapi ia rela melakukannya.

Jadi untuk pak Polisi, kalau memang ingin memperbaiki citra kepolisian dengan memperbanyak rate share di sosial media, saran saya, silahkan post kisah-kisah luar biasa dari seorang polisi, tentu kisah yang lebih dari sekadar menyeberangkan pengguna jalan atau membantu mendorong kendaraan yang mogok di tengah jalan.

Cobalah untuk mengangkat kisah polisi yang mborong tamiya dan kemudian dibagi-bagikan ke anak-anak, misalnya. Misal, lho ya...

Atau kisah polisi yang rela membuat tuding iqro dari buluh bambu sebagai alat bantu ngaji untuk anak-anak TPA.




Sawer blog ini

19 comments :

  1. "Atau kisah polisi yang rela membuat tuding iqro dari buluh bambu sebagai alat bantu ngaji untuk anak-anak TPA."

    Ini ide bagus mas :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Barangkali njenengan punya kenalan polisi yang kaya gitu

      Delete
  2. Satu lagi. Polisi cantik/ganteng juga shareable mas.. Parasnya di luar standart.. :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, berarti standar polisi ora oleh ayu dan ganteng? hahaha, apik ki

      Delete
  3. Lek setu wingi malah wong nyepeda diseberangke polisi 2 neng pertelon UIN. Cen jos kok polisi hahahhahahahh (sebagian polisi)

    ReplyDelete
    Replies
    1. luar biasa, perlu diapresiasi... tapi tetep hurung layak share... hehehe

      Delete
  4. mencerahkan mas..
    dan sepertinya memang sedikit sekali pemberitaan yg memberitakan kebaikan pak polisi atau simpati masyarakat kepada pak pulisi padahal kan ya pak pulisi itu samalah kayak profesi yg lain yg kadang waktu perlu diberikan apresiasi dan simpati..
    (bukan simpati yg kartu telpon lhoo)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semua profesi yg halal jelas harus diapresiasi, tapi kan apresiasi dan rate share beda artinya... rate share hanya untuk hal hal yang luar biasa

      Delete
  5. yup yg share-able yang "positif/negatif" diluar batas tanggung jawab (profesinya) saya mau nambah mas, "polisi yang membantu mencarikan jodoh dan menikahkan seorang pemuda/pemudi" agar terhindar dari dosa

    ReplyDelete
  6. Shareable juga klw ada razia jomblo ya mas?

    ReplyDelete
  7. siap 86...
    Puokoke nek ayu-ayu opo ganteng-ganteng mesthine yo shareable gus :)

    ReplyDelete
  8. bikin kontes SEO blog aja, temanya baik2in polisi yang baik, eh

    ReplyDelete
  9. Iya mas, karena sangat jarang seorang polisi yang luar biasa seperti yang digambarkan diatas, karena masalah itu adalah masalah yang menyangkut sisi humanis yang sangat fundamental. Duh ngomong opo

    ReplyDelete
  10. Sing Komentar akeh mas tapi sing share siji wae, aku tak Share di FB ku mas, mungkin nanti di Blog ku. (Blog blom siap).

    Keep Writing Tresno mas hahhahaha

    ReplyDelete
  11. kalau polisi mengajukan bantuan jasa untuk mewakili dipersidangan saat kita kena tilang dengan syarat harus bayar sekian ratus ribu rupiah, shareable gak mas ya?? xixixi

    ReplyDelete
  12. Shareable, saya baru tau istilah itu dari sini hemm

    ReplyDelete
  13. wah ada benarnya juga ya mas, thanks mas

    ReplyDelete

Tentang Saya

Saya Agus Mulyadi, biasa dipanggil Gus Mul (bukan lulusan pesantren seperti Gus Dur, Gus Muh, maupun Gus Mus. Gus Mul hanya akronim dari nama saya). Blogger dan Freelance Layouter. Kini berusia 24 tahun. Aktif di Karang Taruna dan Komunitas Blogger Magelang Pendekar Tidar. Profil lebih lengkap, Lihat Disini
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger