Kebiasaan saya memakai sandal jepit akhirnya menyebabkan masalah juga.
Hari ini, saya diundang menjadi pemateri tentang manajemen konten online di BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional) di Yogyakarta.
Seperti biasa, saya datang dengan sandal jepit swallow dan celana training. Karena saya mengira, peserta pelatihan adalah anak-anak muda webmaster situs Batan. Ternyata saya salah besar, pelatihan ternyata juga dihadiri oleh banyak pejabat Batan, termasuk pejabat Batan Pusat. Walhasil, saya pun terpaksa tertahan di ruang security karena tidak diperkenankan masuk sebab saya hanya pakai sandal jepit dan celana training. Saya akui, ini memang murni kesalahan saya.
"Wah, sampeyan ini mau masuk area kantor kok cuma pakai sandal jepit dan celana tidur," kata Satpam.
Saya tertahan cukup lama, hingga akhirnya perwakilan panitia datang menjemput saya dan memberitahu Satpam bahwa saya adalah narasumber yang nanti akan mengisi pelatihan. Saya pun akhirnya diperkenankan masuk, namun sebelumnya, saya sempatkan untuk minjem sepatu ke Satpam, karena bagaimanapun, saya tak ingin dianggap menghinakan para pejabat Batan karena cuma pakai sandal jepit.
Yah, walaupun moplok-moplok (ukuran sepatu saya 40, sedangkan sepatu satpam yg tersedia ukuran 44), tapi setidaknya saya punya niat baik.
Si mbak panitia yang menjemput saya tak henti-hentinya minta maaf atas insiden ini. Saya memaklumi, karena sejujurnya, saya sendiri juga merasa salah.
Dan alhamdulillah, insiden yang cukup merepotkan itu rupanya membawa berkah juga.
Di akhir acara, saya diperkenankan untuk mengunjungi reaktor nuklir milik Batan Jogja. Tak tanggung-tanggung, saya ditemani langsung oleh tiga pengawas, salah satunya adalah pak Djati Gunawan, pejabat akselerator senior di Batan Jogja.
Saya bahkan diijinkan masuk ke area ruang kendali utama reaktor (saya tidak boleh mengambil foto di ruang ini) dimana kata petugas di situ, tidak sembarang orang boleh masuk. Ucapan pak petugas ini sedikit banyak membuat saya jadi agak kemlinthi.
Kunjungan singkat ke reaktor nuklir ini memberikan pengetahuan yg baru bagi saya. Kata pak Djati, nuklir tak melulu digunakan sebagai bom, namun juga bisa digunakan untuk pemanfaatan energi, percepan panen tanaman, pengawet makanan, hingga urusan medis.
Pak Djati sendiri memaklumi kalau masyarakat masih menganggap nuklir sebagai sesuatu yg mengerikan, karena memang selama ini, stigma yg terbangun di masyarakat memang seperti itu.
Saya sendiri pun juga demikian. Saya selalu ngeri kalau denger kata nuklir. Kalau saya ditanya apa yang saya ketahui tentang nuklir, maka jawaban saya satu: Kim Jong Un.
Nah, alasan itulah yang yang menjadi salah satu latar belakang Batan untuk menggelar pelatihan manajemen konten, yang mana tujuannya adalah sebagai pemantik gerakan sosialisasi sisi positif nuklir kepada masyarakat.
Oh ya, btw saya ndak tahu tadi pas di reaktor nuklir saya kena paparan radiasi nuklir atau tidak. Tapi yang jelas, kalau ndilalah besok pagi saya sudah berubah jadi Hulk atau Godzilla, tolong katakan padanya, kalau aku sayang dia...
Sandal Jepit dan Perkara Nuklir
Oleh
Agus Mulyadi
|
Sunday, 3 April 2016
|
Dikasih pinjem sama satpam nya, mungkin sebagai tanda maaf tuh ya, udah nahan gak boleh masuk. Wkwkwk :D
ReplyDeletehahaha, bisa jadi mas...
DeleteSatu lagi, nuklir juga bisa jadi brand warung bakso
ReplyDeletemulai dari Nuklir, Rudal, sampai Setan
DeleteKatakan ke si dia siapa to mas??? Yang mana??? Hehehe... Nuklirnya juga takut ketemu sampeyan, hehehe.... Peace mas Agus
ReplyDeletePokoknya dia... haha
Deleterisiko nya masih terlalu gede kalo pake nuklir mas.... kebocoran nuklir bisa kasih pengaruh buruk sampai bergenerasi2 kan...
ReplyDeleteYaelah, Nuklir ndak sesepit yang njenengan kira kok mas...
Deleteluar biasa mas Agus blusukan ke BATAN! kapan dolan ke Surabaya mas?
ReplyDeletesemoga dalam waktu dekat ini, mas
DeleteYa ampun mas agus pede banget ke batan pake sendal jepit, jadi pemqteri pula. Jangan bilang biar kayak member boys band korea selatan exo yg dibandara pake jepit swallo bersrampat ijo :D
ReplyDeletepadahal bukunya udh banyak, sering wara wiri di tipi,sering jadi pemateri, hambok pake sendal yang kekinian to mas hehehe
wah, ha diantara sekian banyak sandal, yg paling nyaman itu yo cuma swallow je mbak... hehehe
DeleteJadi pelajaran, Gus. Lain kali kalau diundang jadi pemateri berpakaianlah yang pantas. Salam sukses.
ReplyDeletekalau saya sih tergantung peserta mas, sebenarnya lebih suka dengan pakaian yang santai...
Deleteyup betul .. toh berpakaian pantas dan rapi ga ada ruginya justru value added .. salam sukses..
DeleteKiro2 nyileh sak kaos kakie gak iki..?? wkwkwk
ReplyDeletehoo tho ya.. hehehe
DeleteLebih menakutkan nuklir atau jombloh, Gus? *Mlipir aluss
ReplyDeleteAh, minta bantuan oom Corbuzier dong mas!
ReplyDeleteJadikan sendalnya berubah menjadi sepatunya pak satpam... hehehe...
Saya sama sekali tidak takut dengan nuklir ini mas ====> bakso NUKLIR...
Kalau yg nuklir beneran, saya rada2 gemanaaa gitu... semoga BATAN dan para ahli nuklir bisa mengedukasi sisi positip nuklir :)
baut pelajaran ini, kalau mau ke kantor usakan jangan pake sendal. harus pake sepatu :D
ReplyDeleteReputasi-ne pean tarah jos-gandhoss mas..
ReplyDeletepatut dados mantunipun Pak Jokowi :D
Pengen iso nulis koyo ngene... topik berat jd ringan, dan yang pasti megeli lan nggapleki.....hahaha
ReplyDeleteditunggu engko nek wis rabi iso metengi gak iki goro2 pengaruh radiasi
ReplyDeletetapi jan tenanok lugu tenan iki nang ndi ndi nganggo sendal jepit karo celono training..
Wong sing podo kerja neng BATAN tahunan yo podo nduwe anak kok mas
DeleteMas agus mas agus jos tenan , piye mas carane nulis buku ngono iku ajari mas
ReplyDeleteMas Agus...ketemu lagi kita...Materinya tolong kirim ke email saya yaa... Sebagai persekot nya, ini saya kirimi artikel yang saya buat di majalah dan masuk ke blog saya... http://awido1008.blogspot.co.id/2016/03/nuklir-di-indonesia-bukan-bom.html
ReplyDeleteSaya juga lebih suka pake sendal jepit kemana-mana mas.. :)
ReplyDeletesalam blogger www.lisubisnis.com
udah jadi hulk belum mas? wkwkwkwk :v =))
ReplyDeletedadi hulk sing nganggo sandal jepit, wkwkw...
ReplyDeletetuhan menciptakan sesuatu itu pasti ada manfaatnya, tergantung bagaimna manusia memanfaatkannya. termasuk sendal jepit dan nuklir
ReplyDeleteReaktor kartini, cb dlu Indonesia g bolos sekolah dr uni soviet skrg udh bs bkin rudal spti India & China yg seangkatan..
ReplyDeleteNice Trip
wkwkwkwk
ReplyDeletewww.fanmusik.wapka.mobi
betul gus kalau ngomongin nuklir kan biasanya urusan peperangan
ReplyDeletekalau begitu banyak makanan terkontaminasi nuklir ya
ReplyDeletekenapa di negara ini ga gunakan nuklir sebagai bahan baku listrik,kan bisa bayar murah 10rb/bln hehehe
ReplyDeleteExpelliarmus!!
ReplyDeleteSaya terkesan dengan "idealisme" sandal jepit panjenengan mas Agus. Sandal jepit swallow takkan tergantikan.:D
ReplyDeleteOpo sandal jepit yo dadi tolok ukur keberhasilane Njenengan Gus... koyo CD-ne kae ?.
ReplyDeletehahahaa...
hehe nuklir, kaya mau perang aja mas.
ReplyDeletenuklir d bandung bisa baskso raksasa hahaha
ReplyDeletenuklir sama wanita bedanya apa mas agus ? tau ga ?
ReplyDeleteKeren banget mas agus, pasti Secutiy nya di omelin tuh, salah besar dia menyepelekan seseorang dari Penampilannya hehe
ReplyDelete