Semalam, saya tertawa terbahak-bahak melihat berita ini di TV. Beberapa pengunjung kafe tempat saya menonton berita ini juga saya lihat ikut tertawa. Asuuuuu, Baru kali ini saya lihat berita begini rupa.
Konyol, geli, wagu, dan nggapleki bercampur menjadi satu.
Namun ketika kemudian saya tahu apa alasan sang bapak menangis, saya langsung merasa sangat bersalah, karena telah menertawakan tangis sang bapak... (saya ndak akan memberitahu apa sebab si bapak menangis, silakan cari sendiri di google, hehehe)
Saya jadi ingat peristiwa sembilan tahun lalu, saat saya terkena demam berdarah. Saya dirujuk ke rumah sakit umum Muntilan. Disana, saya diinfus, dan seperti layaknya proses infus, pembuluh darah saya harus ditusuk jarum infus.
Sebagai anak yang sangat takut terhadap jarum, saya langsung ndoak-ndoak begitu melihat jarum infus akan ditusukkan ke lengan saya. Butuh beberapa petugas untuk mengekang saya agar saya tak berontak.
Jarum infus akhirnya berhasil ditusukkan ke tangan kiri, walaupun takut, tapi setidaknya saya bersyukur, karena akhirnya penderitaan saya akan ketakutan jarum suntik berakhir. Namun bajangkrek setan alas, ternyata tusukan jarum ke pembuluh darah saya tidak sempurna, karena nadi saya memang terlalu halus. Jadilah jarum itu dicabut dan ditusukkan lagi, kali ini ke tangan kanan... Sonteeeee
Bapak saya berusaha menenangkan saya. “Rapopo gus, bariki rampung kok, rasane yo mung koyo dicokot semut kok” bujuknya dengan kata bujukan yang sangat klise.
Dalam hati saya membatin, “Iyo, pak, koyo dicokot semut, tapi semute gedhene sak tikus”
Begitu jarum tertusuk... Lagi-lagi tusukannya ternyata tak sempurna. Jarum infus kembali dicabut dan dipindahkan lagi ke tangan kiri. Trondolo, ini jarum infus apa tiki-taka sih, oper sana, oper sini.
Saya sudah siap padu dengan suster, secantik dan semanis apapun dia, andai suntikan yang ketiga ini masih juga meleset. Beruntung, pada percobaan yang ke tiga, tusukannya sempurna.
Dan anda tahu sodara, begitu infus terpasang sempurna dan saya melirik bapak saya, ternyata beliau sudah terkapar nggleyeng di lantai rumah sakit.
Usut punya usut, ternyata Bapak saya terkapar karena ndak tega melihat saya ditusuk berkali-kali dengan infus...
Saya yang diceritani itu langsung njegeges. Bagi saya itu konyol, lucu, dan juga nggapleki. Wong yang sakit saya, yang ditusuk infus juga saya, kok yang nggleyeng malah bapak saya.
Tapi kemudian saya sadar. Bahwa rasa cinta, peduli, sayang, haru, juga rasa tidak mau melihat kesakitan anaknya, kerap membuat orang tua bertingkah di luar kewajaran. Yang pada titik tertentu, bisa menjadi sangat konyol dan nggapleki...
Wah, bapakmu eman tenan gus....
ReplyDelete:)
Numero uno pokoke....
DeleteJadi penasaran, Mas. Alasan si bapak, yang mengantar anaknya sekolah, itu menangis kenapa ya?
ReplyDeleteHahaha, itu biarlah dicari sendiri di google...
DeleteKirain diceritakan juga alasan bapak yang mengantar anak ke sekolah tersebut kenapa menangis. Ternyata sampai habis nggak ada, jadi penasaran juga.
ReplyDeleteitu sengaja biar dicari di google... hahaha
DeleteBapakmu kui peka ro anake seng ganteng hahahhahaha. Gek ndang sungkem maneh :-D
ReplyDeleteHahaha... saking pekane ngasi nggliyeng
Deletekalo saya melihatnya yang tersentuh Mas, itu tanda cinta seorang ayah yang begitu besar.
ReplyDeletetrenyuh....
Deletesemut sak tikus pancen nggaplek i...
ReplyDeletehaha, makanya jangan buru-buru ngetawain orang gitu mas, toh juga dulu sampean ada pengalaman yang sama yang dirasakan sama bapak sampean hehe
ReplyDeleteAku sampe gugling tenanan lho :|
ReplyDeletehttp://www.cnnindonesia.com/tv/20160718231631-430-145534/ayah-menangis-saat-antar-anak-sekolah/
Ketiga bukunya itu kumpulan tulisan mas ya? Berapa masing-masing harganya, mas
ReplyDeleteMomen masuk sekolah perdana dianter ortu itu rasanya luar biasa.. gk nyadar air mata netes sendiri
ReplyDeleteHahaha, lucu lucu...
ReplyDeleteSaking gak mentolone kuwi. Berarti bapane eman tenanan. Bagja banget ya Gus Mul :)
ReplyDeletemasya al;ah ada ada saja mas agus ini Training Outbound Malang
ReplyDeleteGek ndang sing nurut, Mas karo Bapak'e sampeyan. Mundak kuwalat.
ReplyDeleteHa . . .xx
ReplyDeleteAsuuuuuu
Faseh tenan je . . .
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
ReplyDeletesedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau
benar sekali, orang tua mana sih yang mau lihat anaknya sakit atau menderita, orang tua pasti hanya ingin melihat anaknya bahagia dan sehat. hmm
ReplyDeletemakanya jangan terburu ngetawain orang gitu mas, toh juga dulu sampean ada pengalaman yang sama....
ReplyDeletesaya pernah mengalami seperti yang Bapaknya Mas Agus alami. kejadiannya pas lagi menggunting kuku anak saya yang saat itu masih berumur 4 atau 5 bulan. kepotong sedikit daging dekat kukunya. BAH! langsung lemas dan pucat pasi.. hehehe
ReplyDeletethanks infonya
ReplyDelete