Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Lima Golongan Netizen Indonesia Dalam Merespon Erdogan

| Thursday, 21 July 2016 |

Bagi kebanyakan netizen Indonesia, upaya kudeta presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, oleh pihak militer di sana mungkin menjadi peristiwa yang sangat penting. Saking pentingnya, sampai-sampai mereka lupa untuk bikin tagar #PrayForNice untuk tragedi teror truk di Nice, Prancis, yang menewaskan lebih dari 80 orang. Padahal biasanya, kalau ada kejadian serupa, tagar pray-pray-an dengan segera langsung mengalir deras dari jari-jemari netizen tercinta itu. Bahkan sampai dibela-belain pasang foto profil gambar bendera segala.



Memang sungguh luar biasa Om Erdogan ini. Sebagai orang Turki kedua yang dikenal oleh banyak khalayak Indonesia (nomor satu masih tetap Hakan Sukur), Kiprah dan kisahnya telah membuat orang-orang Indonesia kian cerewet dan sibuk berbagi argumen tentangnya di beranda Facebook masing-masing. Berbagi doang, lho, ya. Paham sih nggak. Om Erdogan benar-benar sukses membuat pak Jokowi jadi figuran di negeri sendiri.

Nah, berdasarkan penilaian sikap netizen Indonesia terhadap Erdogan, saya mengamati bahwa masyarakat internet Indonesia bisa terbagi menjadi lima golongan. Golongan apa sajakah? Monggo disimak…

Golongan Teman Erdogan

Sesuai namanya, saya yakin, Anda pasti sudah bisa menebak bagaimana tipikal golongan ini. Ya, inilah golongan yang begitu mencintai Erdogan. Merekalah orang-orang pertama yang menuliskan “Allahu Akbar” di kolom komentar berita “Erdogan dan Istrinya Kunjungi Muslim Rohingya”.

Bagi mereka, Erdogan adalah role model pemimpin yang cakap dan bisa diharapkan, sosok yang bisa membawa dunia pada kejayaan Islam. Sosok yang mampu membuat suasana sholat subuh di Istanbul laksana sholat Jumat.

Mereka percaya, mengidolakan Erdogan adalah sebagian dari iman. Golongan ini senantiasa pula mengangap bahwa Erdogan sedang berjuang di jalan Allah. Siapapun yang membela Erdogan pastilah sedang membela kebenaran, dan siapapun yang melawan Erdogan pastilah antek zionis dan musuh Tuhan. Kalau Erdogan bikin buku, mereka pasti bakal beli, dan kalau Erdogan bikin channel Youtube, mereka pasti bakal subscribe. Sesederhana itu.

Slogan mereka mantap: “Pejah-Gesang nderek Erdogan”

Tentu saya bukan termasuk golongan ini, karena saya meyakini, kejayaan Islam masa modern dimulai dari Jogokariyan, bukan dari Istanbul.

Golongan Anti Erdogan

Lagi-lagi, sesuai namanya, saya yakin, Anda barang tentu sudah dapat menduga bagaimana tipikal golongan ini. Ya, inilah golongan yang begitu anti sama Erdogan. Mereka manganggap bahwa kebaikan Erdogan saat menampung pengungsi muslim Rohingnya hanyalah pencitraan belaka. Tak ada sisi baik satupun dalam diri seorang manusia bernama Erdogan. Pokoknya benci. Titik.

Golongan ini begitu yakin, bahwa Erdogan adalah Presiden yang anti kritik, otoriter, dikit-dikit main tangkap, diktator berkedok agama, antek ISIS dan lain sebangsanya. Golongan ini juga mengangap bahwa kudeta militer terhadap Erdogan adalah kedok yang diskenario oleh Erdogan sendiri. Yah, semacam playing victim gitu lah.

Argumen mereka bagaimana? Tak perlu ditanyalah, mending mikirin apakah betul bumi itu berbentuk jajaran genjang?

Golongan Erdogan Kagol

Nah, inilah golongan yang paling unik. Jumlahnya memang tak banyak, tapi cukup kalau sekadar untuk mewarnai blantika perdebatan linimasa media sosial masyarakat pengangguran Indonesia.

Golongan ini mayoritas terdiri dari mereka yang terjebak dalam pergulatan batin yang maha dahsyat. Mereka ngepens banget sama Erdogan, tapi di satu sisi, mereka anti sama Jonru. Nah, di sinilah pergulatan batin yang mereka hadapi: Jonru ternyata juga mengidolakan kakak Erdogan. Lha kan asu jadinya.

Susah bagi mereka untuk mengidolakan tokoh yang juga diidolakan oleh Jonru. Padahal selama ini, mereka selalu memegang prinsip: “Untuk melihat mana yang benar dan mana yang salah, lihat kemana Jonru berpihak dan pilihlah lawannya”. Kondisi inilah yang membuat golongan Erdogan Kagol lebih sering menyepi di pojokan beranda dan hanya sesekali nimbrung kalau kuota masih tersisa.

Di antara lima golongan yang saya sebutkan di sini, golongan inilah yang paling membutuhkan asupan gizi, Omega 3, Asam Folat, Betakaroten, kalsium, dan Vitamin B Kompleks.

Golongan Erdogan Netral

Inilah golongan yang paling berilmu di antara lima golongan yang saya sebutkan. Golongan ini berisi kaum pemikir, analis, dan orang-orang yang rajin membaca, sehingga paham benar dengan peta politik internasional.

Mereka bisa menyikapi konflik dengan bijak dan jernih. Mereka tak pernah mau menjelek-jelekkan Erdogan di Facebook, juga tak pernah sudi memuji Erdogan secara berlebihan.

Golongan Erdogan netral sadar bahwa Erdogan adalah manusia biasa yang dibalik prestasinya akan selalu punya cela, dan dibalik keburukannya akan selalu punya karya.

Saya sendiri sebenarnya ingin sekali masuk masuk dalam golongan ini, tapi, bagaimana mungkin, mingkem aja aku sulit...

Golongan Es Degan

Nah, inilah golongan yang tidak tahu sama sekali siapa dan apa itu Erdogan. Yang mereka tahu tentang Turki ya cuma sebatas ibu kotanya adalah Ankara.

Golongan ini sering dianggap sebagai golongan yang tertinggal, golongan yang katrok, golongan yang nggak update. Padahal justru di golongan inilah, berkumpul orang-orang yang bisa santai dan senantiasa tenang menikmati kopi dan udut samsunya…

Prinsip mereka satu: “Penting mbutgawe nggolek badogan, ra kober mikir Erdogan”

Nah, sodaraku, itulah lima golongan netizen Indonesia dalam merespon berita Erdogan, saya tak tahu, anda termasuk golongan yang mana, yang jelas, saya berharap, semoga anda bukan termasuk golongan yang ketiga. Itu saja.

*Terbit pertama kali di Mojok.co




Sawer blog ini

35 comments :

  1. Aku tak melu golongan es degan wae, gus. panas-panas nyeruput es degan. Wah jan, cocot, eh cocok. Hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, lha padahal iki wis sore ki, cocoke sekoteng...

      Delete
  2. Jangan2 yg golongan KAGOL salah vaksin gus!!!
    hahahhaa....

    Nek aku jelas melu es degan... pada karo mbah Achmad Muttohar :) Tapine aku ra udud gus ... hahahhaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah, lha wanine kok melu-melu nduwur... hahaha

      Delete
    2. tapi aku gak udud gus...
      hahhaa...

      Delete
  3. Kalo saya es degan aja,seger banget mas....

    ReplyDelete
    Replies
    1. waduh, semua masuk golongan es degan ki...

      Delete
  4. Ngakak baca Erdogan Kagol wakakaka

    ReplyDelete
  5. Haha. Ada2 aja sampean ini Gus. Tapi, kerenlah! ngakak bacanya. Makasih sudah menghibur

    ReplyDelete
  6. Saya golongan netral non erdogan. Kalo berprestasi kita apresiasi kalo ada keburukan perbaiki. Gitu aja, ndak usah pakai repot.

    ReplyDelete
  7. Pengin masuk golongan terakhir.. tp kyknya perlu modal nekad..

    ReplyDelete
  8. ...manusia biasa yang dibalik prestasinya akan selalu punya cela, dan dibalik keburukannya akan selalu punya karya... best quote ku dino iki... asem ik, intuk ukoro iki soko ngendi to gus?

    ReplyDelete
  9. Gus Mul lali satu golongan, yaitu emak-emak pandemen drama Turkiye yang jangan-jangan banyak yang nggak tahu siapa itu Erdogan. Atau ini dimasukin golongan Es Degan sekalian kali ya? Hehehehe

    ReplyDelete
  10. Aku golput wae, tidak ikut-ikutan

    ReplyDelete
  11. Aku golongan B, siapa yang mau minta donor? Hehe,

    ReplyDelete
  12. dia tidak bermuka tipu, sekali tak suka ya tak suka sekalipun terhadap obama

    ReplyDelete
  13. betul ,gak kaya pemimpin lain di belakang tak suka di depannya manggut-manggut

    ReplyDelete
  14. gus, selain Hakan Sukur isih ono Fatih Terim. Erdogan ki nomer sekian

    ReplyDelete
  15. Indonesia perlu pemimpin seperti erdogan

    ReplyDelete
  16. hahah mas e ini ada" saja saya termasuk golongan yang mana ya haha Wisata Outbound

    ReplyDelete
  17. Baru pertama kali maen ke blog ini, mas. Langsung suka dengan tulisanmu. Hehe

    Gue golongan es degan aja kali, ya. Uueeenakkkk puolll klo dimakan siang2 gini. Hihi

    Salam super gus mul! :D

    ReplyDelete
  18. Masalae aku ra kenal erdogan dadi ra kober ngritik pak wkwkwkw AutoLikes.ID

    ReplyDelete
  19. Erdogan mangan es degan wuuih mantap betul postinganmu gan.. hehee :)

    ReplyDelete
  20. banyak banget macam-macam netizen pada saat ini, aneh-aneh pula, ada aja yang dikomentarin.. hhe mungkin terlalu kreatif ya..

    ReplyDelete
  21. Kalau yang masalah ketigamah itu Aku Akui Aku memang terlalu berat sampay mendalam kedalam batin,Sebab Aku dan beliau Saudara yang kuat ini menurutku dan aku berhak dan misti mencintainya, mengayanginga Selama Beliau dijalur membela Agama dan umat islam , Asalakan cinta karena Alloh,cinta karena alloh yaitu,berada dijalan Alloj,,,daripada membencinya ini yang sangat fatal, Sebab orang yang tidak baik kepada kita kita tidak boleh benci dia,,,apalagi orang sholeh Dosa Besar....... Jadi yang ketiga bagus juga.....

    ReplyDelete
  22. wkwk melu golongane es degan ae wes,, golek duwit kanggo dewe sek baru liane wkwk

    ReplyDelete

Tentang Saya

Saya Agus Mulyadi, biasa dipanggil Gus Mul (bukan lulusan pesantren seperti Gus Dur, Gus Muh, maupun Gus Mus. Gus Mul hanya akronim dari nama saya). Blogger dan Freelance Layouter. Kini berusia 24 tahun. Aktif di Karang Taruna dan Komunitas Blogger Magelang Pendekar Tidar. Profil lebih lengkap, Lihat Disini
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger