Jujur, semasa saya kecil, saya hampir tak pernah membeli rambutan. Kalaupun saya makan rambutan, itu biasanya karena dikasih atau dapet metik dari pohon tetangga yang dengan sukarela rambutannya dipetiki anak-anak kiri-kanan rumah, atau pohon "tak bertuan" di pinggir kali dekat perumahan akademi militer.
Sekira dua atau tiga minggu yang lalu, saat perjalanan dari Magelang ke Jogja, saya mendadak berhenti di pinggir jalan, tertarik dengan display rambutan yang nampak begitu hijau kekuningan, ranum, dan juga sintal yang dijajakan pedagang di tepi jalan di sekitaran jalan Blondo.
Saya berniat membeli barang sekilo dua kilo. Yah, hitung-hitung buat oleh-oleh kawan atau pacar di Jogja (uhuk).
Saya tanya harga satu kilonya.
“Dua lima satu kilo, mas,” jawab bapak penjualnya.
Deg, saya kaget tratapan, harga rambutan satu kilo yang mungkin hanya satu dompol itu ternyata mahal juga.
“Wah, lha kok mahal je pak, nggak bisa kurang?” tawar saya. Entah kenapa, dalam situasi begini, jiwa nyang-nyangan saya kok mendadak keluar.
“Wah, nggak bisa, mas. Ini rambutannya baru soalnya, kalau mau yang murah, ini yang sudah agak alum, sekilo 12 ribu juga boleh,” katanya sambil menunjukkan setumpuk rambutan di keranjang yang lain yang tampilannya sungguh tiada menyelerakan sebab sudah tidak segar lagi.
Duh gusti, kalau ingat momen-momen itu, saya jadi membayangkan, betapa baiknya tetangga-tetangga saya yang punya pohon rambutan dan rela rambutannya dipetiki oleh anak-anak tetangga di lingkungannya. Lha betapa tidak, sekali petik, biasanya bisa sampai 3-4 dompol, alias bisa sampai 3-4 kilo. Yang kalau dirupiahkan dengan parameter harga rambutan tadi, maka itu artinya rambutan senilai 75-100 ribu.
Ingin sekali rasanya saya pulang ke Magelang, lalu mencium tangan tetangga saya, sembari berterima kasih atas berpuluh-puluh kilo rambutan yang sudah mereka relakan untuk saya dan kawan-kawan saya petik.
Tapi... Ah, kapan-kapan aja ah. Mereka juga udah ikhlas ini...
Beruntung kau gus sering dikasih...
ReplyDeletekalau aku biasanya "nutur" buah yang jatuh di pagi hari...
Tapi yo kadang2 nyuri juga... hehhee...
Karena, kalau anak ndeso belum pernah nyolong rambutan atau mangga, bisa dikatakan KURANG AFDHOL JADI ANAK NDESO.
Hahahaaaa.................
paling afdhol nyolong jagung di sawah juga kali ya
Deletegus agus, ane pernah lihat orang jualan rambutan tulisannya 8000, pas disamperin bilang kalo harganya 20ribu, yg 8ribu yg ijo2, semprul
Jadi nostalgia juga, golek rambutan gone tonggone
ReplyDeletemusim rambutannya kok ga merata ya..
ReplyDeleteUntuk para pecinta togel, kami www.istanalotto.com memberi kemudahan dalam pemasangan togel online.
ReplyDeleteKami menyediakan 6 pasaran, seperti:
- Cambodia
- Sydney
- China
- Kudalari
- Singapore
- Hongkong
Untuk info lebih lanjut hubungi kami di:
- BBM: 5A897387
- WA: +447447387791
Atau Langsung Kunjungi Kami di www.istanalotto.com
Hahaa..jg inget masa kecil di kampung mas..
ReplyDeleteKalo dah inget kecil, inget kampung, inget kampung inget simboke..
ReplyDeleteWahhh jadi bener2 kangen semua
memang menggiurkan sekali rambutan, jadi bnr2 kangen juga
ReplyDeleteMasa masa yang indah. jadi pengin balik kecil lagi bair bisa mreteli rambutan tetangga. kunbal + jejak ya mas. hehe
ReplyDeletewah mantap rambutannya, jadi inget dulu waktu di kampung mas..
ReplyDeletekalo di Klaten namane ace mas bukan rambutan....paling enak sik ngglithuk :D
ReplyDeleteMampir Nggonku wae Gus.. Sisan tak oleh2 i keripik Buah Rambutan wkwkwk
ReplyDeletemas gus pengalamanya mirip2 dg saya bedanya kalo saya ramubatan milik kakek, lgian terlalu pelit si kakek ahirnya sikat aja
ReplyDeletedari pada kampret yang nyikat kan sayang wkwkwk
Beruntungnya punya tetangga yang nanem pohon rambutan :D
ReplyDeletelha aku malah komplit, nyolong rambutan, nyolong pelem, nyolong jambu, nyolong salak, nyolong duku,karo nyolong timon jaman sekolah biyen #pengakuan dosa, tibak e aku cah nakal to mbien nembe sadar aku mas agos wkwkwkwk
ReplyDeleteya enaknya punya tetangga apikan yo ngunu iku mas, bayangkan neg tonggone sampeyan minta ganti rugi, rak yo wes pirang puluh ribu hahaha.
ReplyDeleteSekarang lagi gak musimnya ni.
ReplyDeleteIya mas, kebangetan tuh yang jual mahal mahal rambutannya, kalau bisa sih tanem dari sekarang supaya bisa dinikmati anak cucu kita nantinya.
ReplyDeleteMetik rambutan gratis itu enaknya pulang Sekolah waktu SD mas, soalnya yang punya belum pulang kerja, hehe.
ReplyDeleteAngpao cuma-cuma hanya dari Aiabet untuk semua member nya !
ReplyDeletebisa didapatkan di www.aiabet.com
mobile poker
Daftar Judi Tangkas disini
agen bola terbaik
kalo di desa biasanya gak pake beli kayak cerita mas Agus banyak tetangga yg sukarela mau ngasih, apalagi kalo punya temen yg punya pohon rambutan bisa manjat bareng tuh :)
ReplyDelete