“Mas, Kamu ini pakai pelet, ya?” tanya Kalis mendadak saat kami menunggu pesanan makanan di warung penyetan langganan kami.
Entah kenapa, ditanya begitu, saya rasanya kok ya seneng tapi juga jengkel. Seneng karena itu sebagai bentuk pengakuan kalau dia memang suka sama saya. Jengkel sebab itu sekaligus juga bentuk keraguan atas “kelelakian” saya.
Sebagai mantan redaktur yang selalu dilatih untuk lebih banyak menyerang ketimbang bertahan, saya reflek menangkis dan membalikkan pertanyaan dia.
“Jangan-jangan malah kamu yang pakai pelet?”
Dia tergeragap. “Eh, enggak yo, pasti kamu yang pakai pelet, nyatanya, di matamu, aku tetap terlihat sebagai wanita yang jelek tho? Sebaliknya, di mataku, kamu itu cakep, mas”
“Kalau begitu, berarti bukan perkara pakai pelet atau tidak, tapi memang matamu yang bermasalah,”
“Ehmm, iya kali ya, soalnya sudah hampir dua tahun aku nggak ganti kacamata, mas.”
Modiaaaar. Saya jadi bingung, harus mbelikan Kalis kacamata atau tidak.
Tukokke neng sunmor lek. Murah meriah, rek Kalis iseh ngambek, tambahi tukokke cilok. Mesti langsung lali :-D
ReplyDeletewkwkwk... ane baca cerita ente selalu ngakak ya... apa itu yg dinamakan terpelet
ReplyDeletehahaha, ngakak banget mas...keren dah pokoknya..semangat terus mas..
ReplyDeletesaluuutt mas gaya penulisanmu jooss pokok e, salam dr blora
ReplyDeletehahaaa mantap strategi memblas prtanyaannya
ReplyDeletenumpang ya gan
ReplyDeletecerita yang menginformasikan soal game, berita terkini dan meme lucu
berita Indonesia Terbaru 2017
Plissss, ojo diganti kacamatane.
ReplyDeleteaku kwahatir Mbak Kalis akan tersadar dan girap-girap setelah kacamatanya ganti.hehehehe
hahaha ... keren bgt ceritanya
ReplyDeleteCinta memang Ei Ai Belezza banget..
ReplyDeletehahahah pelet itu apa mas?
ReplyDeletePelet itu makanan ikan mas bukan yah?
ReplyDeletehhhahaha
Peletnya sambil melet - melet aja mas :)))
ReplyDelete