Setiap kali sungkem dan meminta maaf kepada para tetua di hari lebaran, hampir semuanya mendoakan satu doa pamungkas, “mugo iso menangi bodo ngarep”, semoga bisa bertemu dengan lebaran tahun depan.
Ia semacam doa yang template dan sederhana. Namun justru doa itu yang selalu punya kesan dan bermakna. Betapa manusia memanglah makhluk yang selalu penuh dengan pengharapan.
Rasanya selalu trenyuh saat mereka mendoakan kita dengan doa yang sederhana itu, apalagi jika sembari memegang tangan mereka yang begitu ringkih dan keriput, tangan-tangan yang dulu gagah dan tangkas melawan matahari.
“Mugo iso menangi bodo ngarep.”
Sebuah doa sederhana yang kemudian membuat saya berpikir, jangan-jangan, Gusti Alloh masih memberi kita kesempatan untuk hidup dan sehat di hari lebaran kali ini adalah karena doa dari mereka para tetua di hari lebaran yang lalu.
wah, nlongso aku gus...
ReplyDelete:(
Di sukuri mawon mas, sya sja full day piket blm bisa mudi
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteBersyukur..
ReplyDeleterasanya campur aduk jika dipamiti sesepuh begitu, dan dilebaran berikutnya beliau sdah menghadap sang khalik..
Selamat lebaran, Gus Mul. Mugo iso menangi bodo ngarep.
ReplyDeleteaamiin, aku juga pengen gitu mas :')
ReplyDeletePenuh makna agar mudik lagi tahun depan
ReplyDeletemaaf lahir barin broGus.. smoga bisa ketemu dengan lebaran mendatang. aamiin..
ReplyDeletesemoga kita bisa bertemu dengan Ramadhan tahun depan.. Aamiin..
ReplyDeleteamin... semoga ya mas..
ReplyDeleteBisa belajar bahasa jawa..hahaha
ReplyDeleteharus private ke mas agus ini mah he he he
Deletekalau yang bisa bahasa jawa lucu banget deh mas :)
ReplyDelete