Dalam berbagai bidang, diplomasi menjawab dengan tangkas dan jitu menjadi sesuatu yang sangat mahal dan penting bagi seorang tokoh besar. Ia tak hanya menjadi perisai serangan, namun juga bisa menjadi serangan itu sendiri.
Saya jadi ingat dengan kisah legendaris ketika Gus Dur ditanya oleh seorang santri tentang bagaimana sikap Gus Dur saat dituduh kafir. Jawaban Gus Dur singkat namun brilian, “Ya nggak apa apa dibilang kafir, tinggal baca syahadat lagi, jadi islam lagi.”
Kali lain, dalam sebuah konferensi pers, wartawan Aristides Katoppo dengan santainya bertanya kepada Benny Murdani yang terkenal berwajah mrengut itu, “Pak, kenapa sih Pak Benny jarang tertawa dan senantiasa cemberut?” Jawaban Benny taktis, “menurut kepercayaan Cina, saya ini dilahirkan dalam tahun monyet, dan saudara pasti paham bagaimana monyet itu, antara ketawa dan mrengut tidak ada bedanya.”
Hal tersebut membuat saya semakin yakin, bahwa bapak saya agaknya berbakat menjadi tokoh besar. Sebab, pernah suatu ketika, saya bertanya kepada bapak saya, “Pak, apakah bapak bisa bertahan hidup selama seminggu dengan uang lima ratus rupiah?"
Ia menjawab mantap: Bisa.
Ketika saya tanya, bagaimana caranya, sungguh, jawaban dia tak kalah taktis daripada jawaban pak Benny Murdani.
“Lima ratus tak belikan aqua gelas. Airnya tak minum, trus gelasnya buat ngemis.”
Bapakmu epic, Mas! 😂😂😂
ReplyDeleteBarangkali Bapak sampeyan bisa menjadi mentor seseorang yang akhir-akhir ini sering plegak pleguk saat ditanya wartawan.
ReplyDeleteKui jawaban jenius, Gus. Takokke 1000 wong, seng jawab ngono kui mung bapakmu :-D
ReplyDeletedi woco tenan" malah endinge ngawur, yo wes lah seng tak golek i soko blogmu yo nginiki hahaaa. tak tunggu yg next post
ReplyDeletenggapleki tenan mas :(
ReplyDeletesungguh jawaban yang taktis
ReplyDeleteWow mantap
ReplyDeletebukan taktis.. tp berkelas..
ReplyDeleteHahahahaa bapakmu gus kui. . .
ReplyDeleteanjayy, top mas. entuke yo kur 500 neh. ngko banyune diombe, adahe nggo ngemis neh. ngono terus sampek udan duwik akhir zaman.
ReplyDeleteTaktis yg luar biasa mas
ReplyDeleteSungguhpun.....
ReplyDeleteaku ra biso mbayang ke betapa tertegunnya.. dan spontan misuh sepisuh-pisuhnya ning batin ketika diriku ketika berada diposisimu Mas wkwkwk
Bapaknya sampeyan memang tokoh inspirator, Mas. Jan ethes tenan pokok'e Mas.
ReplyDeletenice info gan
ReplyDeleteInspiratif gus...
ReplyDeletebapakmu maksudku...
hahahaa....
Jawab dengan taktis GUS, "KAPAN KOWE SEPATUAN?"
benar benar taktis...
ReplyDeleteTerimakasih.. tulisannya sangat bermanfaat..
ReplyDeleteMy blog
Mas kapan bisa serious? #JawabTaktis
ReplyDeletetokoh inspiratif banget mas
ReplyDeletebapae sampean.. he he
jan raono sing madani
hahahaha..... bikin ngakak
DeleteItu namanya bapak cerdas..
ReplyDeleteout of the box..
Selamat ya mas punya bapak model begitu :D
Hahaha... ternyata akhirnya buat ngemis juga... modal yang murah. Tapi jawaban yang masuk akal.
ReplyDeletesaya sekarang tanya Gus.. dengan uang 500rupiah biar bisa naik pesawat gimana?
ReplyDeleteJawaban Bapak ora taktis, Mas. Tapi nggaplekis~
ReplyDeleteNyileh bapakmu entuk ra Gus?
ReplyDeleteTaktis dan praktis gan bro
ReplyDelete