Tentu saja ini adalah dua menu yang enak disantap dan perlu. Yang kanan menyegarkan buat berbuka, dan yang kiri cocok buat makan malam atau sahur.
Dijual dengan harga yang bukan hanya bersahabat, tapi bersaudara.
Walau enak kalau disantap ngiras di tempat, tapi karena sedang musim corona, maka akan lebih bijak kalau mau beli, dibungkus saja.
Duet maut Kelamud dan Burjo ini bisa ditemukan di sebuah kios kecil sederhana di depan pintu 2 Panca Arga.
Lokasinya tepat di depan gerbang kompleks perumahan tentara. Persis di tepi jalan Jend. Sarwo Edhi Wibowo. Lokasi yang semakin menyempurnakan sensasi militerisma dalam setiap teguk es degan hijau dan suapan burjo yang keloreng-lorengan itu.
Silakan dibeli. Silakan rasakan. Kalau beruntung, Anda bisa sekalian ngobrol sejenak dengan ABRI yang sering mampir beli degan di sana. Ngobrol apa saja, dari soal dunia militer sampai Pancasila.
Kalau Anda bosan ngobrol soal militer, Anda bisa ngobrol dengan penjualnya. Walau sama-sama punya seragam, tapi ia lebih sipil, sebab korps yang ia layani adalah Hansip belaka. Korps yang warna seragamnya selaras dengan warga degan yang ia jual.
Kalau untuk sang penjual ini, saya sarankan Anda ngobrol tentang ketahanan pangan. Ia sangat ahli soal itu. Walau, saya tebak, ia akan lebih banyak bilang “Oh, ngono tho, Mas,” alih-alih menjelaskan tentang ilmu tentang ketahanan pangan yang selama ini ia kuasai dengan metode praktek langsung dalam durasi yang sangat lama.
Kebetulan, penjualnya ini adalah bapak saya sendiri.
0 komentar :
Post a Comment