Di jalan tol menuju Pandaan, kawan saya Rusli yang tadinya cengengesan saat nyetir mendadak mak clakep dan mengucap “Bismillahirrohmanirrohim”.
“Ada apa, Rus?” Tanya saya. “Tumben kowe ngucap Bismillah.”
“Ada itu di depan, Gus,” kata dia sambil menunjuk dengan dagu pemandangan truk trailer pengangkut gelondong kayu di depan kami. “Kamu terpikir apa yang aku pikirkan, kan?”
Saya terhenyak sesaat. “Iya, Rus, vibe-nya Final Destination banget.”
Suasana menjadi sangat dingin dan tegang. Bayangan akan kematian seakan sedang memeluk kami. Dalam kondisi demikian, mendadak, mulut saya ikut mengucap, “Bismillah.”
Sejenak kemudian, tepat saat kami akhirnya bisa menyalip truk tronton tersebut, saya dan Rusli langsung tertawa keras.
“Film bajingaaaaaan!”
Wingi pas neng Lasem sering ketemu truk ngono kui, njuk eling postinganmu neng FB. Syemmmm
ReplyDeleteMak tratap. Ancene ngeri banget, Pak.
DeleteTabrakkk waeee piye
ReplyDeleteHa prei Buoooos. 😂😂😂
DeleteWah dalem banget renungan spiritual ini, saya sulit mencernanya, Gus :)
ReplyDeleteSemakin sulit dicerna, semakin spiritual
DeleteJadi ingat dulu pernah pulang sendirian dari kebun dalam hujan lebat dan petir sabung menyabung. Dalam hati berbagai macam doa di baca, kayak bayang-bayang kematian sudah di depan mata
ReplyDeleteHahaha, adegan yang sangat Suzzana ini.
Deletekayaknya sampeyan udah bisa lihat kejadian 5 menit kedepan ya. waspadalah sendok pun jadi ancaman nyawa kalo udah begitu.
ReplyDeleteKabeh-kabeh bisa membunuh
DeleteWkwkwkkwk, ketawa sendiri bacanya..
ReplyDelete😂😂😂
Deletegara-gara film jadi keingetan terus haha
ReplyDelete