“Hari ini, sudah ada tiga penumpang yang minta saya ngebut, Mas,” ujar driver Gojek yang kebetulan sama-sama bernama Agus ini. Ia driver yang ramah dan supel. Tipikal driver yang menyenangkan buat penumpang yang suka diajak ngobrol.
Saya antusias mendengarkan ceritanya. Bukan karena kami sama-sama bernama Agus yang membuat kami kelak punya potensi bertemu di acara kopdar komunitas Agus-Agus Bersaudara Indonesia, namun lebih karena ia terdengar sangat bersemangat dan bergairah dengan cerita yang ingin ia sampaikan.
“Terakhir itu tadi siang, ada mbak-mbak naik dari Hyatt. Pas dapet, dia langsung ngechat saya, ‘Bisa ngebut nggak. Pak?’ begitu. Mungkin dia terburu-buru, jadi ketika tahu dapat driver yang tua, dia langsung mengira kalau saya ini pasti nggak bisa ngebut, rindik. Padahal, Mas, saya ini, walau memang sudah tua, tapi kalau disuruh ngebut, ha senengnya minta ampun.”
“Trus langsung njenengan jawab, ‘Bisa, Mbak!’ gitu, Pak?”
“Enggak, dong, Mas.”
“Lha trus njenengan jawab gimana?”
“Nggak langsung tak jawab, Mas. Tapi malah saya balik tanya.”
“Tanya gimana, Pak?”
“Mbaknya minta kecepatan berapa?”
Saya tentu saja tertawa mendengar jawaban ndlogok driver kita ini. Benar-benar kepercayaan diri yang luar biasa untuk ukuran lelaki yang sudah tak lagi muda.
“Pembalap kok ditantang, ha yo tak tantang genti.” Ujarnya dengan nada yang sangat kemaki dan kemlinthi.
Tawa saya makin pecah.
Aha!
ReplyDeleteKalo Agus bawa Agus pasti malah berhenti. Ngobrol. Kapan tekané yèn carané ngéné?
wkwkwkwk
ReplyDeleteMemang banyak penumpang yang ingin buru buru untuk mengejar pekerjaan mereka.
ReplyDeleteSucisartika12.simplesite.com
Ya, memang ada penumpang minta buru-buru karena telat kerja,ataupun ngejar kereta.
ReplyDelete