Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Mencoba Terjun ke Dunia Saham

| Saturday, 15 October 2022 |

Tentu saja saya tak pernah menyangka jika saya akhirnya akan ikut-ikutan berinvestasi saham. Maklum saja, saya tipikal orang yang agak takut dengan dunia investasi berbasis digital. Dulu ketika booming kripto-kriptoan, ketika semua orang ngomongin kripto, sampai-sampai tebak-tebakan yang cukup populer saat itu adalah “Bandara, bandara apa yang bayarnya pake bitcoin? Bandara Adi Sukripto”, saya bahkan blas nggak tertarik untuk sekadar mencoba kripto.

Tapi ya gimana, satu per satu, kawan-kawan pada nyebur, saya akhirnya penasaran juga.

Pada mulanya adalah Prima Sulistya. Perempuan bergestur serupa Yayuk Basuki itu, pada satu ketika, pernah sangat gencar mempromosikan aplikasi Bibit pada saya dan kawan-kawan di Mojok. Kegetolannya mempromosikan aplikasi reksadana itu bahkan sudah berada di level yang jauh lebih militan dari seorang penjual tahu bulat.

Entah karena kekuatan cocot kencono seorang Prima Sulistya atau faktor yang lain, yang jelas, banyak anak-anak yang akhirnya mencoba aplikasi Bibit. Saya salah satunya. Itulah pertama kalinya saya mencoba reksadana.

Waktu kemudian membawa saya untuk mengikuti semacam kelas financial planning dari ZAP Finance. Ini kelas yang membuka mata saya tentang betapa pentingnya merencanakan dana masa depan melalui instrumen investasi.

Tentu saja saham menjadi instrumen yang cukup sering dibahas, sebab dari sekian banyak instrumen investasi, saham-lah yang punya potensi imbal balik yang paling besar.

Minat untuk belajar saham pun mulai muncul, namun saya belum berani masuk ke dunia saham, padahal saat itu, saya sudah punya rekening saham di Mirae Asset Sekuritas. Saya merasa masih belum punya cukup keberanian untuk membeli saham.

Dasar mujur, nasib baik kemudian mempertemukan saya dengan Purnomo Sony. Ia orang yang sudah cukup lama berinvestasi saham dan punya semacam kelas edukasi saham.

Kebetulan, ia dulu sangat suka baca blog saya, dan itu menjadi jalan bagi kami untuk bisa bertemu muka. Ndilalah, anaknya ternyata mondok di Pesantren Bumi Cendekia, satu pondok dengan keponakannya Kalis. Mangkanya, ketika ia berkenan mampir ke rumah saya di sela-sela jadwal tilik anaknya, saya langsung daftar ikut kelasnya dan minta dicicil diajari saat itu juga. Dan itu salah satu keputusan paling strategis yang pernah saya buat.



Dari lelaki yang murah senyum, bahkan cenderung prengas-prenges itulah, saya mendapatkan banyak ilmu saham. Ada beberapa metode analisis yang ia ajarkan agar saya bisa membeli saham yang baik dan tepat. Salah dua yang paling saya ingat adalah, belilah saham perusahaan yang sudah terbukti kuat dan sehat. Itu analisis sederhana, utamanya buat pemula yang belum terlalu bisa menganalisis secara mendalam.

Perusahaan yang kuat itu indikasinya adalah sudah terbukti mampu bertahan melalui krisis. Mangkanya, paling enak itu beli saham perusahaan yang sudah berdiri sebelum tahun 1998 dan terbukti survive sampai sekarang.

Sedangkan perusahaan yang sehat itu bisa dilihat dari rekam jejak keuangannya. Keuntungan perusahaannya cenderung stabil dari tahun ke tahun, sukur-sukur bisa memberikan deviden secara rutin.

Akhir bulan lalu, saya akhirnya kesampaian membeli saham pertama saya. Sudah barang tentu saya belum mahir-mahir amat bermain saham. Namun yang pasti, saya sekarang jadi punya hobi baru: mantengin aplikasi Neo Hots (aplikasi sahamnya Mirae Asset) dan aplikasi RTI Business buat “sok-sokan” melihat saham-saham yang potensial.

Kalau istri saya nanya, “Lagi buka apa sih, Mas?” saya sekarang bisa jawab nggleleng “Lagi nganalisis saham. Ingat, suamimu ini sekarang anak saham.”

Ia mungkin tak sadar, bahwa suaminya sekarang adalah investor. Sama seperti Sandiaga Uno atau Erick Thohir. Cuma beda di jumlah modal saja.




Sawer blog ini

0 komentar :

Post a Comment

Tentang Saya

Saya Agus Mulyadi, biasa dipanggil Gus Mul (bukan lulusan pesantren seperti Gus Dur, Gus Muh, maupun Gus Mus. Gus Mul hanya akronim dari nama saya). Blogger dan Freelance Layouter. Kini berusia 24 tahun. Aktif di Karang Taruna dan Komunitas Blogger Magelang Pendekar Tidar. Profil lebih lengkap, Lihat Disini
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger