Ini kali kedua dalam satu bulan terakhir saya mengisi di acaranya Bawaslu. Sebelumnya saya mengisi untuk Bawaslu RI, sedangkan kemarin, saya mengisi untuk Bawaslu Jateng.
Tentu saja rangkaian itu menjadi hal yang menyenangkan bagi saya pribadi. Maklum saja, saya bukan sosok yang sangat pemilu. Kalaupun ada sedikit gurat pemilu dalam wajah saya, itu semata karena tampang saya sangat cocok menjadi tukang pasang spanduk caleg atau penyalur uang serangan fajar.
Memang bapak saya langganan hansip TPS dan saya pernah menjadi saksi untuk salah satu partai, namun saya pikir, itu belum cukup untuk melegitimasi karier kepemiluan saya.
Untung saja, Bawaslu adalah lembaga yang pengertian. Mereka paham betul bahwa saya bukan sosok yang punya kapasitas untuk berbagi materi tentang pemilu, mangkanya, mereka selalu meminta saya untuk berbagi tentang hal yang saya merasa punya kepercayaan diri untuk menyampaikannya: konten media sosial.
Dalam acara kemarin, saya menyampaikan materi tentang strategi konten media sosial kepada anak-anak muda alumni sekolah kader pengawas partisipasif yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
Kata Mas Tsani, staf Bawaslu Jateng yang menghubungi saya, para peserta pelatihan inilah yang nantinya bakal diproyeksikan untuk ikut membagikan konten-konten edukasi seputar pemilu dan turut aktif memberikan laporan kepada kanal Bawaslu jika menemukan konten-konten menyesatkan tentang pemilu.
Mendengar penjelasan itu, terharu juga perasaan saya. Ternyata saya bisa juga ikut andil dalam usaha mewujudkan pemilu yang baik. Jiwa kemaki saya langsung membuncah.
Selesai acara, saya langsung meninggalkan Hotel Atria, tempat dilangsungkannya acara, dengan dada yang tegap. Tidak sabar saya ingin segera pulang ke rumah, lalu bertemu istri saya dan menceritakan kegiatan yang baru saja saya lalui. Dia pasti bangga, punya suami yang menjalankan peran sebagai sekrup demokrasi dengan penuh passion dan dedikasi.
Btw, tentu saja akan sangat bijak jika setelah ini, DKPP dan KPU juga ikut mengundang saya, sebab itu bukan saja akan menjadi upaya untuk menjaga stabilitas pemilu, namun juga menjaga stabilitas ekonomi rumah tangga saya. Yang mana keduanya saya kira sama-sama penting.
0 komentar :
Post a Comment