Hari senin lalu, saya mengisi training media sosial untuk para admin media sosial prodi, fakultas, unit, biro, lembaga, serta amal usaha yang ada di bawah naungan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Sependek ingatan saya, ini kali keempat saya mengisi di UMY, dan di kesempatan kali ini, saya diduetkan dengan Erwan Sudiwijaya, dosen muda Ilmu Komunikasi UMY yang punya tinggi badan standar Eropa dan berkumis ala-ala gentleman mustache itu.
Di forum itu, saya berusaha menekankan agar akun-akun di bawah lembaga UMY berani tampil jenaka. Data dari Sproutsocial menyebutkan bahwa 51,3 persen keputusan seseorang untuk memutuskan mengikuti sebuah akun brand di media sosial adalah karena akun tersebut menghibur.
“Haram hukumnya kalau sampai akun kampus Muhammadiyah tidak lucu,” kata saya.
“Jadilah lucu” menjadi nasihat yang masuk akal untuk saya sampaikan, apalagi acara ini diselenggarakan di Gedung AR. Fachruddin, gedung yang namanya diambil dari sosok layak menjadi representasi tokoh Muhammadiyah yang jenaka.
Pak AR. Fachruddin, sosok Ketua Umum Muhammadiyah terlama itu adalah sosok yang jenaka. Jika di NU ada Gus Dur, maka di Muhammadiyah ada Pak AR. Banyak warga Muhammadiyah yang menjadi saksi betapa jenakanya sosok yang satu ini.
Kepada saya dan beberapa kawan Mojok saat syuting video Sowan Kiai beberapa tahun lalu, Buya Syafii Maarif pernah bercerita bertapa jenakanya Pak AR.
“Pak AR ini kok merokoknya banyak sekali tho?” Tanya Buya Syafi’e kepada Pak AR suatu kali.
Jawaban Pak AR benar-benar ndlogok: “Ah, kata siapa banyak? Saya merokoknya satu-satu kok,” ujarnya sambil menirukan gerakan dua jari memegang rokok yang dimaju-mundurkan di depan mulutnya.
Kisah legendaris lainnya tentang jenakanya Pak AR tentu saja adalah saat ia mengikuti tes praktik SIM sepeda motor.
Konon, saat berada di lintasan zig-zag, alih-alih mengendarai motornya, beliau justru turun dari motor lalu menuntunnya pelan melewati lintasan.
Si petugas penuh keheranan bertanya kepada Pak AR, “Lho, kok motornya dituntun, Pak?”
Jawaban Pak AR tangkas. “Kalau saya naik motor trus ketemu jalan seperti ini, ya pasti motornya saya tuntun.”
Boleh dicoba itu triknya dari Pak AR saat tes praktik SIM sepeda motor.
ReplyDeleteTrik nya bisa di coba untuk yang selalu tidak lolos pas ujian praktik buat SIM. Kayaknya auto lulus deh..
ReplyDeletekeren mas agus..
ReplyDeleteTulisan mas agus selalu asik dibaca sampai akhir... omong-omong ujian sim zig zag mungkin bisa dicoba tuh
ReplyDeleteAppreciatte you blogging this
ReplyDelete