Agus Mulyadi Njaluk Rabi

Kunjungan Dadakan ke Warung Murakabi

| Wednesday, 26 July 2023 |

Sebagai lelaki, dan terutama sebagai suami, saya memang bukan tipikal orang yang bisa selalu tangguh dan gigih dalam memperjuangkan banyak hal. Mangkanya, sempat timbul riak kekhawatiran kalau sampai istri saya ngidam yang aneh-aneh saat hamil, sebab saya rasanya akan cukup tega untuk tidak menurutinya.

Beruntung, istri saya cukup kooperatif. Ia tidak pernah ngidam yang aneh-aneh, seperti pengin makan daging rusa, misalnya, atau mengelus sisik trenggiling. Kalaupun ia ingin makan sesuatu, itu relatif mudah didapatkan, misal buah mangga, bubur kacang hijau, atau bubur sumsum.

Namun, sebagai gantinya, ia sering mengajak saya untuk mengunjungi tempat-tempat tak terduga yang mendadak muncul begitu saja di pikirannya.

Minggu lalu, misalnya, ia meminta saya mengantarnya ke Candi Sambisari di Kalasan, Sleman.

“Mas, aku pengin ke Candi Sambisari,” ujarnya tanpa bridging dan basa-basi apa pun.

“Kapan?”

“Ya sore ini. Aku sudah bilang Prima sama Natia, mereka ikut dan siap berangkat.”

Kalau sudah begitu, saya tak bisa banyak berkutik. Kalis sudah memblokir ruang gerak saya dan memastikan saya tak bisa lolos. Maka, saya antar juga Kalis ke Candi Sambisari. Di sana, ia tampak bahagia menikmati sore yang hangat sambil berjalan kaki mengelilingi area candi.

Seminggu berselang, tepatnya tiga hari lalu, Kalis lagi-lagi berakrobat kehendak dengan mengajak saya ke Warung Murakabi di Minggir, Sleman. Lagi-lagi, tentu saja ini ajakan yang dadakan.

Warung Murakabi adalah warung kelontong yang menjual dan mengolah aneka produk makanan lokal hasil pertanian warga. Usaha itu dikelola oleh kawan kami, pasangan suami-istri Asri dan Dhika.

warung murakabi

Lokasinya yang lumayan “hidden gems”, ditambah tempatnya yang nyaman dan estetik, serta menu makanannya yang unik dan khas membuat warung ini sering menjadi jujugan banyak wisatawan.

Tak hanya makan, di Warung Murakabi, pengunjung juga bisa belajar meracik obat-obatan herbal dari tanaman-tanaman lokal yang ada di sana.

warung murakabi

warung murakabi

warung murakabi

“Mau ke Minggir kapan?”

“Ya sekarang. Mas mandi trus berangkat.”

Lagi-lagi, saya tak kuasa menolak ajakan dadakan ini.

Mengantarkan istri ke tempat-tempat dengan rute yang random adalah sebuah kesenangan tersendiri, walau tentu saja saya harus mulai menguatkan kuda-kuda. Awalnya Candi Sambisari yang merepresentasikan unsur kebudayaan, lalu ke Warung Murakabi Minggir yang merepresentasikan unsur ketahanan pangan.

Jelas saya harus mulai waspadai, sebab jika melihat polanya, rasanya tidak mustahil bila minggu depan Kalis mendadak bisa mengajak saya ke SD Muhammadiyah Gantong di Belitung sebagai representasi unsur pendidikan, lalu minggu depannya lagi mengajak saya ke kantor PT. Pindad sebagai representasi unsur pertahanan nasional.




Sawer blog ini

0 komentar :

Post a Comment

Tentang Saya

Saya Agus Mulyadi, biasa dipanggil Gus Mul (bukan lulusan pesantren seperti Gus Dur, Gus Muh, maupun Gus Mus. Gus Mul hanya akronim dari nama saya). Blogger dan Freelance Layouter. Kini berusia 24 tahun. Aktif di Karang Taruna dan Komunitas Blogger Magelang Pendekar Tidar. Profil lebih lengkap, Lihat Disini
 
Copyright © 2010 Blog Agus Mulyadi , All rights reserved
Design by DZignine . Powered by Blogger