Dua hari lalu, saya diminta buat mengisi workshop penulisan laporan untuk Ditjen KPAII Kementerian Perindustrian Indonesia.
Mungkin sudah puluhan kali saya mengisi workshop penulisan di kantor-kantor di Jakarta, namun seingat saya, baru kali ini saya mengisi di ruangan yang sangat Jakarta: ruangan dengan background gedung-gedung pencakar langit ibukota.
Berdiri memaparkan presentasi di depan para pegawai dan pejabat kementerian di ruangan dengan background gedung-gedung pencakar langit di bilangan Gatot Subroto, sungguh sebuah adegan yang sejujurnya membuat saya seperti selayaknya eksekutif muda yang menjadi representasi lelaki sukses di scene iklan-iklan rokok (terutama rokok Wismilak) itu.
Tentu saja adegan itu akan makin sempurna jika setelah memaparkan presentasi, saya lalu lanjut ke gym untuk fitness di sore hari, lalu menghabiskan malam di klub sambil dansa-dansi, cipika-cipiki, dan minum martini.
Namun tentu saja saya tidak melakukan itu. Sebab saya bukan tokoh iklan rokok, saya Agus Mulyadi.
Sehabis mengisi workshop, saya langsung bablas ke Stasiun Gambir, nyepur pulang menuju Jogja. Sampai rumah pukul 2 pagi. Langsung masuk kamar, cium kening dan perut istri yang sudah tidur, nonton Naruto dan sekrol-sekrol medsos sebentar, lalu tidur.
Bangun-bangun sudah siang. Istri sudah ndeprok menonton film India di depan televisi di ruang tengah.
“Galon habis, Mas,” ujarnya.
Saya berjalan pelan ke dapur, memeriksa galon, lalu memesannya di tukang galon via Whatsapp. Pesan terkirim, saya kembali ke ruang tengah. “Sudah aku pesankan galonnya,” kata saya pada istri saya. Ia menengok menyunggingkan senyum, “Terima kasih, Sayang.”
Saya lantas berpindah ke ruang kerja, menyalakan komputer, lalu membuka Netflix, lanjut nonton Naruto. “Ini baru lelaki sukses,” batin saya.
mantap gus
ReplyDeleteblondo pinggir kali
ReplyDeleteMas Gus, tak kusangka Ditjen KPAII Kementerian Perindustrian Indonesia mengundangmu semata-mata untuk workshop penulisan laporan. Sekiranya, ini akan menjadi tonggak revolusi ke depannya di bidang birokrasi. Kelak, laporan-laporan administrasi tak lagi formal sebagaimana nasibnya. Ia akan bertransformasi menjadi aneka aksara penuh gelak tawa bagi pembaca, atau sindiran-sindiran sosial yang penuh diksi-diksi warga pinggiran. Ditjen KPAII Kementerian Perindustrian Indonesia di masa mendatang akan berhenti merilis "Laporan Kinerja Ditjen KPAII 2024", tergantikan oleh "Risalah Manuver Ditjen KPAII Warsa 2024: Sebuah Gerak-Gerik Kemajuan untuk Melaksanakan Anggaran".
ReplyDeleteWah mantap banget mas, nggak sembarang blogger lho bisa dapat kepercayaan untuk menyampaikan presentasi untuk instansi pemerintah, apalagi di Jakarta
ReplyDelete